Perempuan tua itu menjahit lukanya
dengan benang kusut masa lalunya
(ia pernah menikah dengan lelaki
yang buta cinta)
Sudah teramat jauh, bahkan telah merabun
pemandangan yang beku, tapi harus dijalaninya
mendekap dingin, menyilakan maksud birahi
dari para serdadu yang gatel mencari madu
(lelakinya adalah orang asing di hatinya, ternyata)
Perempuan itu menyadari
jika kelipatan waktu tak sebanding dengan ikhtiar
membesarkan angan-angan dan menjalankan kehidupan
sebagaimana orang pada umumnya mencintai perdamaian
( lelaki itu adalah orang suruhan yang ingin
menghancurkan cinta kasih, sebab hatinya telah dibutakan
oleh kegelapan nurani)
Perempuan itu akhirnya tersandera oleh musim
betapa mahal, katanya , membangun rumah kesaksian
semahal mempercayai akad awal yang terucap
sebatas untuk menukar kemaslahatan saja
teramat susah dan sebegitu berat
(2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H