Mohon tunggu...
Sebastianus Anto
Sebastianus Anto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Seorang Buruh yang terkadang mencoba menuangkan kotoran kepala melalui coretan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Realita Berawal Dari Hal Utopis

19 Desember 2024   18:11 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:11 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap perubahan besar dalam sejarah manusia selalu dimulai dari gagasan yang dianggap utopis. Utopia, dalam arti literal, adalah "tempat yang tidak ada." Gagasan ini sering kali diasosiasikan dengan impian-impian yang mustahil diwujudkan. Namun, sejarah membuktikan bahwa banyak realita yang kita nikmati saat ini awalnya adalah cita-cita yang dianggap terlalu ideal, bahkan tidak realistis.

Ketika perubahan sosial besar seperti Revolusi Industri di Inggris, Revolusi Perancis, Kemerdekaan Republik Indonesia, hingga gerakan buruh yang memperjuangkan hak-hak pekerja terjadi, semuanya bermula dari imajinasi tentang dunia yang lebih baik. Dunia yang awalnya hanya ada di kepala para pemimpi akhirnya menjadi realitas melalui perjuangan, pengorbanan, dan inovasi.

Revolusi Industri di Inggris: Mimpi Mengubah Dunia Kerja

Pada abad ke-18, gagasan tentang mekanisasi pekerjaan tampak seperti sesuatu yang tidak masuk akal. Saat itu, masyarakat Inggris hidup dalam sistem agraris tradisional yang mengandalkan tenaga manusia dan hewan. Namun, beberapa pemikir, penemu, dan pelaku ekonomi membayangkan dunia di mana mesin bisa menggantikan manusia dalam beberapa aspek pekerjaan.

Penemuan mesin uap oleh James Watt, disusul oleh berkembangnya industri tekstil dan transportasi, mengubah gagasan utopis ini menjadi kenyataan. Revolusi Industri menggeser tatanan sosial, membawa masyarakat ke era urbanisasi, dan menciptakan kelas pekerja yang sebelumnya tidak ada. Namun, mekanisasi ini membawa konsekuensi serius, seperti jam kerja yang panjang, kondisi kerja yang buruk, dan eksploitasi tenaga kerja, termasuk anak-anak.

Kondisi ini memunculkan gerakan buruh sebagai reaksi terhadap ketidakadilan tersebut. Para pekerja menuntut perbaikan jam kerja, upah layak, dan lingkungan kerja yang manusiawi. Perjuangan panjang ini akhirnya melahirkan berbagai reformasi, seperti pengurangan jam kerja menjadi delapan jam per hari dan penghapusan pekerja anak di banyak negara. Apa yang dulu dianggap mustahil---pekerja memiliki hak dan perlindungan---kini menjadi norma dalam dunia kerja modern.

Revolusi Perancis: Mimpi Tentang Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan

Ketika rakyat Perancis pada akhir abad ke-18 mulai berbicara tentang "libert, galit, fraternit" (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan), banyak kalangan aristokrat menganggap gagasan itu tidak realistis. Bagaimana mungkin sebuah masyarakat hierarkis yang didominasi oleh bangsawan dan gereja bisa berubah menjadi masyarakat yang setara?

Namun, Revolusi Perancis membuktikan bahwa gagasan utopis tersebut dapat menjadi kenyataan melalui perjuangan rakyat. Revolusi ini menggulingkan monarki absolut dan menciptakan landasan bagi demokrasi modern. Meskipun prosesnya penuh gejolak, revolusi ini juga menginspirasi gerakan buruh dan gagasan sosialisme di Eropa. Ide bahwa setiap manusia, tanpa memandang kelas sosial, memiliki hak yang sama, menjadi dasar bagi banyak undang-undang perlindungan tenaga kerja yang muncul setelahnya.

Kemerdekaan Republik Indonesia: Dari Impian ke Kenyataan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun