Ada 4 puisi saya termuat di majalah sastra Horison edisi bulan November 2010. Berikut saya cuplikkan salah satu puisi tersebut, yang berjudul: Sebuah penjelajahan Ruang Rasa. Selamat membaca.
Sebuah Penjelajahan Ruang Rasa
aah, kesepian kelu menyeruak laju. kau tinggalkan saja aku di padang jauh tak bernama. begitu remang setapak arah pulang. tergagap aku dalam mengeja dongeng tentang masa lalumu yg meliuk penuh irama. inginnya aku berdiri disana, menemanimu untuk menyusun kembali paragraf senja. atawa menekuni jejak tarian waktu buat menjelmakan kidung gandrung menjadi prasasti atas kesetiaan sari bahasa.
dari sini ku langitkan elegi pada panorama lembut dengan bunga bunga liar, merajuk sumbu kejadian dalam menekuni pacuan debaran dan degupan. kubenamkan sifat jarak, dan kuserap ilusi induksi, hingga aku pun akan berlama berkubang, menambang aroma misteri kitab kehidupan. taman yang tangguh mengirimkan gerimis jingga, membagikan percik gelisah pada perdu kuncup mahabbah.
pelayaranmu kuharap kian bermakna, memberikan nuansa nuansa sapa yang penuh rekah rona, hingga di sekitarmu bertumbuhan pendar pendar pelangi yang membaluri tubuhmu dengan ricik keteguhan nuju bait esok. mengalir selalu dengan irama elok, dan imaji letup perjumpaan.
kukekalkan pijar terima kasih, betapa kalimat kalimat sederhana darimu, kian mengangkut penyejuk untuk kegersanganku. kuharap akan terus tersemai benih kata darimu, yang jadi penjaga bagi keberlangsungan rimbunnya tunas tunas puisi.
tetaplah suar suar dan sinyal sinyal auramu menjadi pemupuk kerinduan keharuan, penggenggam aura malam . padamu tak ‘kan habis cerita, juga karisma pucuk rasa. akan senantiasa masa memintal asa dalam gugusan cinta, dengan luas dan masa edar yang melampaui segala galaksi, pusat orbit seluruh tata surya semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H