Mohon tunggu...
Budhi Kusuma Wardhana
Budhi Kusuma Wardhana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja kantoran yang suka baca, penikmat sastra dan teater, menggemari fotografi, mencintai traveling demi sebuah reportase. Baginya menulis adalah bentuk aktualisasi diri, seperti kata Filsuf Perancis Rene Descartes, Cogito Ergo Sum, yang kemudian diplesetkan menjadi, "Aku Nulis, Maka Aku Ada!". Bisa ditemui di Facebook : budhi.wardhana, Twitter : @budhiwardhana, dan email : budhi.wardhana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan yang Menangis di Tikungan Jalan

30 Maret 2013   07:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:00 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

namaku salma,
pastilah engkau sangat mengenalku, ketika ribuan orang merajamku karena zinah
tapi engkau datang dengan belas kasihmu
benarkah cinta mampu mengubah dendam?

: puluhan laki-laki telah kusambangi

lihatlah seorang  imam agung yang berkoar tentang moral namun matanya membulat menatap payudara montokku
saksikan pejabat negara yang tak malu menyibak selangkanganku sambil berteriak anti perzinahan dan pro kerakyatan
amati jenderal besar yang senantiasa berteriak lantang revolusi dan sesudahnya tergolek lemas di atas tubuh telanjangku

namaku salma,
pastilah engkau sangat mengenalku, ketika ribuan orang menyiksamu karena dengki
dan aku hanya bisa menangis di tikungan jalan
benarkah kesedihan mampu meredakan kesakitanmu?

: puluhan laki-laki telah kusambangi

tataplah tubuh kurusmu memanggul palang berat di bahu
amati punggawa-punggawa rakyat yang tak mau ambil peduli
saksikan orang-orang yang memukulimu sepanjang dolorosa

namaku salma,
pastilah engkau sangat mengenalku, ketika suaramu berbisik penuh kasih
”jangan pernah menangisiku, perempuan.”
benarkah kasih mampu menghentikan tangisan?

2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun