“enak mak” kata anak nomor dua. “iya nak, tambah lagi nih dagingnya! Sekalian campur singkong biar kamu kenyang! Makan banyak ya biar cepat besar!” sahut Sukanti.
Kota Kepluk, 20 desember 2020.
Di rumah besar di pusat kota Kepluk, keluarga kaya sedang mengadakan syukuran. Meja-meja tersusun rapi. Diatasnya sudah terhidang jamuan makan malam yang lezat, ada nasi tumpeng, nasi kebuli, rendang, ayam, ikan bakan, ikan goreng kering, kentang, tempe, tahu, lalap, sambel, sayur sop, aneka kue, pisang, mangga, anggur, jeruk, kerupuk. Ada juga teh, kopi dan susu yang sudah diseduh di termos kaca. Di salah satu sudut tempat acara ada koki yang sedang memanggang daging kambing.
“teng.. teng.. teng..” seorang memberi isyarat untuk berbicara. “hadirin yang berbahagia, acara ini merupakan wujud syukur atas terpilihnya lagi Bapak Nyoto Wijaya sebagai walikota, ini kemenangan kita bersama, ini kemenangan rakyat dan kemenangan ini juga menunjukan kepada kita bahwa rakyat senang dipimpin oleh bapak Nyoto Wijaya. Karena dibawah kepemimpinan beliau rakyat kota Kepluk hidup sejahtera. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk bapak Nyoto Wijaya”
Meriah, orang-orang larut dalam pesta. Semua berbahagia kecuali Bintang Wijaya, anak bungsu bapak Nyoto Wijaya yang sedari tadi manyun karena bapaknya tak membelikan mainan model terbaru yang dia inginkan.
“Nak, besok pasti bapak belikan” rayu bapak Nyoto “sekarang kamu makan yang banyak ya biar cepet besar! Dan kalau sudah besar kamu juga harus jadi walikota seperti bapak, syukur-syukur kamu bisa jadi presiden”. Ucap bapak Nyoto sambil berlalu meninggalkan anaknya yang sedang menginjak-injak daging kambing, ngambek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H