"ssssst ... Â sssssst ...." Si ular menyemburkan racunnya.
"aaaah sialan" kataku mengeluh setelah jirahku terkena semburannya.
Aku mengambil ancang-ancang untuk menyerang dengan jurus "angin bayangan". Si ular kebingungan menentukan posisiku berada, sebab gerakanku sangat cepat dan acak. Aku mengitarinya, sengaja membuatnya bingung. Setelah ia merasa pusing, sekuat tenaga ku tebaskan pedangku ke kepalanya. Batok kepalanya hancur, si Ular mati.
Baru sekejap setelah kemenangan pertama, tiba-tiba T-Rex datang berlari dengan sangat cepat. Dia mengaung-ngaung sembari menunjukan giginya yang tajam. Aku menghela napas sejenak, bersiap mengambil posisi lalu menebaskan pedang ke lehernya.
"hiiiaaaattttss zing .. zing .. zing ..." pedang ku ayunkan.
"aaah kurang ajar, kuat sekali dia" keluhku setelah seranganku tak berdampak sama sekali
mendapati lehernya tak mampu ditembus pedang api, aku merasa frustasi. Berkali-kali mencoba, hasilnya tetap sama. T-Rex semakin beringas, dia menggigit punggungku dan melemparnya ke langit, tubuhku terpental jauh. Aku balas menyerang dengan tinju maut tapi gerakan T-Rex tak bisa ditebak, ekornya menghantam tubuhku tanpa disadari. Lagi-lagi aku terpental jauh,
"tut .. tut .. tut .."
batas kekuatanku tinggal setengah, aku harus berubah mode agar bisa melanjutkan pertarungan.
"hiaaaatttsss .. berubah mode naga"
Sinar putih menyelimuti tubuhku, semua luka yang disebabkan oleh pertempuran menghilang, pedang api yang ku gunakan juga berubah menjadi basoka laser.