Mohon tunggu...
Dwi Buddyartho
Dwi Buddyartho Mohon Tunggu... profesional -

Mengenyam pendidikan dan besar di Timur Indonesia, bekerja di beberapa daerah di Barat Indonesia menciptakan pengalaman yang sangat bermanfaat untuk dibagikan

Selanjutnya

Tutup

Money

Taxi II (Bukti Taksi Merampok Penumpangnya)

2 Januari 2015   20:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:57 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah lama mengamati dan mengumpulkan data, akhirnya publik harus tahu apa penyebab biaya taxi menjadi mahal.

Silahkan amati terlebih dahulu video ini : http://youtu.be/yoScgNTM1Ds

Video tersebut memperlihatkan sesuatu yang tidak kita sadari selama ini. Bisa kita lihat bersama bahwa di bagian kiri mesin argo terdapat lampu merah yang berkedap-kedip sebagai indikasi bahwa biaya tunggu sedang dikenakan kepada penumpangnya. Setiap 35 an detik maka tarif perseratus meter ( dalam video Rp 360 ) dikenakan biaya tunggu kepada penumpang, padahal setiap 100 meter tarif argonya berjalan juga. Seharusnya biaya tunggu hanya dikebebankan kepada penumpang jika taxi dalam keadaan berhenti.

Mari kita coba kalkulasikan berapa kerugian penumpang setiap harinya.

Secara minimal, untuk kota Jakarta yang macet ini, taxi bluebird yang berjalan di bawah 15 km per jam perharinya 4 menit atau 240 detik. Berarti 240 dibagi 35 detik, atau kita genapkan menjadi 40 detik berarti ada 6 kali Rp 360 = Rp 2.160 yang diambil tanpa hak dari penumpangnya. Blue bird mengoperasikan di atas 20.000 taxi, berarti 20.000 x Rp 2.160 = Rp 43.200.000, per hari yang berarti Rp 1.296.000.000 per bulan, yang berarti Rp 15.552.000.000,- Wow ! Ini perhitungan kasar dan minimal, silahkan pembaca melakukan observasi sendiri dan menilainya..Video-video yang ada di ambil sebelum kenaikan tarif taxi baru-baru ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun