Bring Me The Horizon
Busana Bali Bukti Kerja Keras?
By Buddy ACe
Akhirnya Bring Me The Horizon (BMTH)band metalcore asal Sheffield, Yorkshire, Inggris yg dibentuk tahun 2004 ini, tampil dalam konser bertajuk ’Surya Pro Mild & Java Muskindo Presents Bring Me The Horizon’ pada Sabtu Malam lalu,tepat pukul 20:20 WIB (19/02/11) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
[caption id="attachment_90261" align="alignright" width="300" caption="Olive "][/caption]
Dahaga para metalcore mania Indonesia pun dilepaskan dan dihempaskan dalam hingar-bingar musik yang dibalut oleh kekuatan sound system hingga 60 ribu watts. Cukup memekakkan telinga dan menghentak jantung ribuan remaja yang tumpah-ruah di dalam gedung berkapasitas 5000 penonton itu
BMTH yang sesungguhnya pada Mei 2010 silam dijadwalkan manggung di Jakarta, tapi kemudian dibatalkan, seakan mengerti sekali apa yang paling dinantikan penggemarnya di Indonesia; sebuah hits 2010 bertajuk‘It Never Ends’. Dan inilah yang menjadi nomor pembuka konser band yang dimotori oleh Oliver ‘Oli’ Sykes , vokalis yang menjadi model utama dalam video klip lagu tersebut.
Klip lagu kontrversial itu telah diunduh oleh 3.449.569 orang diseluruh dunia melalui situs jejaring sosial youtube, hingga tulisan ini diturunkan usai konser yang berakhir sekitar pukul 22.00 WIB. (http://www.youtube.com/watch?v=ltbt9MaepFY )
Oli, begitu Oliver Sykes disapa, memang tampil ekstrim dalam adegan klip itu. Nampak tubuhnya di blek oleh paramedis dan semua isi perutnya terburai termasuk visual detak jantung yang sangat nyata. Meski menuai berbagai protes, dan sejumlah stasiun tv tak mau memutar klip tersebut, BMTH tetap percaya diri untuk menebar pesona metalcore ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sepintas dalam berbagai aksi dan penampilannya baik dalam klip maupun saat performances, stage act Oli mengingatkan kita pada gaya sensasional, ekstrim dan out of control yang pernah dilakukan oleh Sid Vicious, vocalist band legendaries Sex Pistols yang mati muda. Misalnya; baik Sid maupun Oli sama-sama pernah melakukan aksi kencing di atas panggung . Bedanya, Oli, sengaja mengencingi Kipas Angin agar air kencingnya bisa kepercik ke wajah penggemarnya di bawah panggung. Kontroversial!
Bersyukur attitude kontroversial Oli itu tidak terbawa hingga ke panggung konser mereka di Jakarta. “Dua orang anak gue gak berani nonton dibibir panggung, mereka takut kena ludah dan kencing Oli,” tukas Richard Mutter, mantan drummer Pas Bandyang mengakui tidak begitu mengenal musik dan kisah kontroversial dibalik nama besar BMTH dalam jagad metalcore dunia.
Sebaliknya, kelima pendekar metalcore itu tampil amat “sopan” saat berada di Tennis Indoor Senayan. Tanpa sungkan mereka terus mengenakan busana pantai yang bertuliskan “Bali”. Bahkan, Oli cukup percaya diri dengan setelah celana pantai dan sepatu sport ‘Nike’ warna hitam. Sepertinya mereka lebih mafhum apa yang paling disukai dan dihargai di republik ini. Dan menjadi busana yangmenarik karena grafis Bali dalam busana denagn visual Topeng Barong itu nampak kontras dengan tattoo yang menjalar disekujur tubuh Oli dan kawan-kawannya.
“Kami menyukai Bali dan kami tahu kami punya penggemar yang luar biasa di Jakarta. Baju ini bukti bahwa kami mencintai penggemar kami disini. Dan untuk penggemar kami memang kami bekerja keras sekali,” aku Olive Sykes, usai tampil, tentang busana bali yang dikenakannya bersama teman-temannya yang diamini teman-temannya.
Kekaguman atas penampilan mereka yang jauh dari sikap ekstrim dan kontroversial itu, kecuali tentu saja umpatan “F@#K” disetiap jeda lagu yang nampak lumrah keluar dari mulutu penyanyi asal mancanegara, juga dirasakan oleh segenap penonton yang notabene remaja dan para penikmat musik.
“Baru kali ini gw dengerin musik dan penampilan BMTH. Gue rasa kisah kontroversial mereka cuman omong konsong doang, bukitnya mereka sangat menghargai busana Bali,” ungkap Jasmine, Music Director Radio Trijaya FM dan V Radio Jakarta, yang respek dengan attitude BMTH, meski beberapa kali harus menutup kupingnya karena tak tahan dengan teriakan penonton.
Bersama Lee Malia (gitar), Matt Kean (bass), Matt Nicholls (drum*, perkusi) dan Jona Weinhofen (rhythm gitar, keyboards, programming, vocal), Olive Sykes terus memancing penonton untuk sing a long tepatnya scream a long. Nomor terbaik yang dinantikan penggemarnya antara lain; Alligator, Crucify, Anthem, Suicide dan tentu saja Chelsea Smile yang sengaja disiapkan sebagai pemuas dahaga penggemar mereka dipenghujung acara sebagai pemungkas.
Selain nomor tersebut, penampilan BMTH yang nyaris tanpa jeda itu, kecuali teriakan “Jakarta Scream for me!”, menyuguhkan sejumlah hits mereka baik dari album lawas maupun album baru yang populer di Amerika dan negara Asia lainnya, termasuk Indonesia. Bahkan di Australia, single terbaru mereka berhasil meraih peringkat pertama di jajaran musik di Australia.
“Pertanyaannya kemudian adalah layakkah Bring Me The Horizon disebut-sebut sebagai rockstar abad ini?”
Setidaknya, konser mereka di Jakarta telah membuktikan bahwa BMTH telah sangat bekerja keras untuk mencapai pengakuan dunia bahwa mereka adalah “rockstar abad ini”. Will see…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H