Mohon tunggu...
buddy ace
buddy ace Mohon Tunggu... -

Menulis untuk dibaca oleh orang lain, pertama kali saat duduk di bangku kelas 6 SD. Adalah sebuah surat dari rakyat (baca: saya) untuk presiden (baca: Pak Harto). Alhamdulillah dibalas, setahun kemudian saat saya telah duduk di bangku kelas 1 SMP. Memang terlambat, tapi itulah yang membuat saya terus semangat menulis, menjadi jurnalis sampai saat ini, disamping tentu saja karena dengan menulis saya semakin menyukai kegiatan membaca yang menjadi hobby saya sejak kecil. Bukankah penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Begitu pun sebaliknya, dengan membaca dan terus membaca kemampuan menulis pun semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Artinya, jangan pernah berhenti menulis dan membaca!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Diah Ayu Lestari, Siap Bikin Jazz Disukai Remaja

16 Mei 2013   10:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:29 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1368676888552206484

Diusia 10 tahun, Diah Ayu Lestari, telah menyanyikan nomor jazz yang tidak ringan, ‘Nigh in Tunisia’ dari Chaka Khan. Itu sekitar 6 tahun silam, saat masih duduk dibangku SD, ketika teman sebayanya sedang menikmati lagu, mungkin saja, PeterPan, Ungu atau jenis musik pop kesukaan remaja lainnya.

Namun siapa sangka, ditahun 2012, pelajar Kelas 3 SMP ini telah tampil mempesona di panggung ‘Tong Tong Fair’ 2012 di Belanda, dan beberapa hari kedapan, DAL, inisial Diah Ayu Lestari, akan membuai panggung ‘Lanpartie Schloss Buckerburg, di Hannover German, 30 Mei – 2 Juni 2013 mendatang, bersama kelompok jazz, ‘DR VJ’, yang terdiri dari 4 orang musisi profesional.

Rencananya Diah Ayu Lestari & DR. VJ akan membawakan beberapa lagu daerah Indonesia seperti ; Manuk Dadali (Sunda/Jawa Barat), Suwe ora jamu, Cublak2 suweng (Jawa Tengah), Poco-poco (Sumatera Utara), Jali - Jali, Ondel – ondel (Betawi) dan lain-lain. Melengkapi penampilannya Diah Ayu Lestari akan menggunakan busana rancangan Ferry Sunarto berupa pakaian adat Indnesia yang dimodifikasi sesuai dengan jaman. Para anggota bandnya juga akan menggunakan kostum daerah yang semuanya dikemas untuk menarik minat mayarakat Jerman untuk datang ke Indonesia.

“Seneng banget, like aku bisa experiece new thing in a different audience,” ungkap Diah Ayu Lestari, tentang perasaannya mendapat kesempatan emas untuk tampil di pesta rakyat German tersebut.

Bagi Ibu kandungnya, Siti Ariyanti Adisoediro, musikalitas Dede, panggilan kesayangannya pada anak semata wayang ini, dipengaruhi oleh kebiasaan Ibu Siti yang kerap menyetel lagu jazz dirumahnya. Dari sanalah motif musikal Dede mulai tumbuh perlahan, dan perlahan mengantarkannya masuk ke pitnu industri rekaman di tanah air.

Terbukti, dibawah bendera C-Pro, di tahun 2008, Dede mendapatkan kesempatan pertamanya masuk album kompilasi, lewat sebuah lagu bertajuk ‘Belum Cukup Dewasa’. Pengalaman berharga ini memicu adrenalin Dede untuk memulai menulis lagu ciptaannya sendiri, yang dipengaruhi oleh 2 musisi favoritnya; Amy WInehouse dan Tony Benner. Bahkan di tahun 2009, juga dibawah bendera C-Pro, ia pernah merekam album anak-anak. Sayangnya karena berbagai kendala dan pertimbangan teknis, tak sempat dirilis

Meski tak pernah menulis puisi, Dede yang menyukai lagu jazz ‘Girl from Ipanema’ (pertama kali dipopulerkan oleh legenda Frank Sinatra dan kemudian diintrepreatsikan kembali oleh penyanyi jazz Amy Wine House) dan lagu ‘Valerie’nya Amy Winehouse ini, memiliki kemampuan menulis syair lagu nan indah yang mendapat dorongan langsung dari legenda penyanyi jazz Indonesia, Dian Pramana Putra.

“Pertamakali bikin lagu pas pelajaran musik di sekolah. Tiba-tiba masuk aja beat nya terus aku lanjutin di studio pas rekaman waktu itu om Dian Pramana Putra bilang: De, kamu harus bisa bikin laguu! Terus aku bilang: aku udah bikin. Terus langsung ambil gitar terus aku nyanyiin!” terang Diah Ayu Lestari dengan khas remaja sebayanya.

Dari tangan gadis yang menguasai 2 bahasa asing, Inggris dan German ini, telah lahir 3 lagu bernuansa R&B dan Jazzy, yakni; Hey baby, HeyKau dan Curly hair. Ketiga lagu tersebut, masuk kedalam album ‘Talk To Me’, mendampingi lagu ciptaan Dian Pramana Putra dan penyanyi latin jazz, Zarro.

Secara komposisi 3 lagu ciptaan Dede tersebut terbilang istimewa, mengingat usianya yang masih 16 tahun. Teristimewa lagu ‘Curly Hair’, sebuah lagu yang memiliki 3 kekuatan; melodi vocal, tema dan lirik lagu, menjadi sebuah komposisi jazz yang bakal mencuri perhatian remaja sebayanya.

“Curly hair itu lagu tentang orang yang rambut nya keriting aku suka sama orang yang rambutnya keriting soalnya terus pula waktu itu aku lg suka sama orang yang rambut keriting terus aku bikin lagu deh!” ungkap Diah Ayu Lestari yang merancang sendiri grafis cover album barunya tersebut, yang mengandalkan single hit ‘Dasar Lelaki’ ciptaan Zarro.

Seperti kebanyakan remaja lainnya, Diah yang juga memiliki teman dekat pria, kerap menjadikan kekasih hatinya sebagai inspirasi lagunya. Seperti lagu ‘Curly Hair’, tentang mantan pacarnya yang berambut kriting. Lalu ada ‘Hey Kau’, yang dibikin setelah putus dengan sang pacar.

“Nah sekarang aku lg bikin lagu tentang cowok, kalo cowok itu nyebelin!,” aku Dede, yangkini getol menikmati semua varian dalam genre musik jazz yang menampilkan feel, beat dan rhythm yang unik.

Seperti juga Melly Goeslaw yang tidak meguasai alat musik dengan baik, Dede pun menulis lagu berdasarkan bunyi yang ada dalam hatinya, yang kemudian dipadukan lirik-lirik nan indah. Menyadari bahwa banyak penyanyi jazz kelas dunia bisa memainkan alat musik, maka Dede pun kembali ingin memperdalam pengetahuannya untuk menguasai alat musik Piano dan Gitar yang saat kanak-kanak pernah ia pelajari.

Soal pilihannya pada jenis musik jazz yang peminatnya masih terbatas dikalangan tertentu, menurut Diah Ayu Lestari, bahwa sekarang anak muda mulai bisa menerima berbagai macam genre musik, termasuk jazz, “Tapi membutuhkan penyesuaian terhadap lagu yang sedang in banget tapi juga dicampur dengan jazz, so bukan pure jazz tapi modern jazz,” jelas Diah melengkapi alasannya. Bahwa, penampilan dan gayanya akan membuat jazz tidak terlihat terlalu dewasa, apalagi terkesan ketuaan.

Yang menarik, diam-diam Diah Ayu Lestari menyimpan hasrat, ingin membuat remaja di Indonesia semakin banyak yang menyukai musik jazz. “Makanya, aku akan membuat lagu yang berirama jazz tetapi mempunyai lirik yang bisa konek sama anak muda,” ulasnya serius.

Kini, menjelang kunjungan musikalnya bersama rombongan duta pariwisata Indonesia ke German, Diah Ayu Lestari & DR VJ, melakukan latihan 3 kali dalam seminggu, disela-sela kesibukannya sebagai pelajar. Sebagai yang paling muda, diantara para senior, menurut Dede si anak tunggal ini, beda usia diantara mereka tak jadi masalah, karena ia selalu menganggap teman-teman seniornya itu adalah kakak-kakaknya sendiri.

“Katanya dalam dunia musik tak ada perbedaan usia, yang penting visi dan misi bermain musiknya sama dan satu,”tandas Diah Ayu Lestari yang mengaku siap menjadikan dunia tarik suara sebagai profesinya

Sudahkah Dede siap menjadi orang terkenal?

“Insya Allah,” simpul Diah Ayu Lestari yang siap populer dengan inisial DAL atau sapaan kesayangan Dede.

Waktu yang akan membuktikannya dan media massayang akan mengawasi perkembangan Diah Ayu Lestari, sebagai solois jazz masa depan Indonesia, menyusul sukses Andien, yang dicintai remaja Indonesia .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun