Mohon tunggu...
buddy ace
buddy ace Mohon Tunggu... -

Menulis untuk dibaca oleh orang lain, pertama kali saat duduk di bangku kelas 6 SD. Adalah sebuah surat dari rakyat (baca: saya) untuk presiden (baca: Pak Harto). Alhamdulillah dibalas, setahun kemudian saat saya telah duduk di bangku kelas 1 SMP. Memang terlambat, tapi itulah yang membuat saya terus semangat menulis, menjadi jurnalis sampai saat ini, disamping tentu saja karena dengan menulis saya semakin menyukai kegiatan membaca yang menjadi hobby saya sejak kecil. Bukankah penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Begitu pun sebaliknya, dengan membaca dan terus membaca kemampuan menulis pun semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Artinya, jangan pernah berhenti menulis dan membaca!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tokoh Muda Sulteng Siap Mengisi Kabinet Kerja Jokowi-JK

14 September 2014   20:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:43 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14106766041652442791

Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kallah Ketika Meresmikan Berdirinya Kaukus Relawan Sulteng

Relawan JKW-JK Sulawesi Tengah

Rekomendasikan Puluhan Nama Tokoh Muda Sulawesi Tengah

Oleh: Lukman Hakim, Redaktur Pelaksana Majalah NUSA. Majalah EBONI

Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JKWJK) secara resmi mulai bekerj pada 20 Okotber 2014, namun kerja para relawan dibalik kesuksesan dan kemenangan keduanya dalam Pilpres 2014, nampaknya masih dibutuhkan.

“Saya berharap para relawan jangan membubarkan diri, karena masih ada tugas mengawal dan mengkritisi jalannya pemerintahan kami 5 tahun mendatang,” harap Jokowi, selalu pada setiap kesempatan silaturahmi dengan berbagai relawan di tanah air, seperti; Almisbat (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat), Pospera, Projo, Lembang 9, Bara JP, Seknas Jokowi, Kalla Center, dan lain sebagainya.

Ucapan Jokowidisambut gembira oleh para relawan dengan berbagai bentuk. Ada yang sibuk menyiapkan sekretarian resmi mereka disetiap daerah. Ada yang sibuk menggelar acara seminar dan diskusi berkaitan dengan kebutuhan masa depan Indonesia, dansecara khusus ada yang mengajukan nama-nama tokoh dari daerah masing-masing untuk diajukan masuk dalam bursa calon menteri Kabinet Kerja JKWJK.

Demikian pula dengan Kaukus Relawan JKWJK Sulawesi Tengah (KRS), yang merupakan aliansi 56 organisasi relawan pendukung JKWJK, pun tak ketinggalan turut berkontribusi pada Kabinet JKWJK dengan memberikan berbagai masukan dalam bentuk tulisan ilmiah dan artikel dari sejumlah kandidat menteri yang berasal dari tokoh muda Sulawesi Tengah, disamping tentu saja nama-nama para tokoh muda tersebut untuk duduk dalam Kabinet kerja JKWJK.

Setiabudi A.C. Nurdin, Koordinator Almisbat Sulteng, salah seorang penggagas Kaukus Relawan Sulteng ini, pada awalnya mendorong agar relawan Sulteng yang berjumlah 56 organisasi itu, mengusulkan nama kandidat yang menjadi pilihan masing-masing organisasi kepada Kaukus Relawan JKW-JK Sulteng (KRS).

Lebih rinci dikatakannya, bahwa kemudian pihak KRS yang akan mengkonfirmasi pada kandidat tokoh muda Sulawesi Tengah itu untuk menyiapkan diri termasuk menyiapkan visi, misi dan curiculum vitaenya, untuk menjadi bagian dari surat rekomendasi KRS kepada pihak Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

“Jika seandainya ada peluang 34 kursi menteri, maka Kaukus Relawan Sulteng juga harus merekomendasikan paling banyak 34 nama tokoh muda Sulawesi Tengah yang dianggap layak jadi menteri. Jika gagal, masih ada peluang untuk duduk sebagai wakil menteri, dirjen, sekjen, deputi atau staf ahli pada Kabinet Kerja Jokowi-JK,” terang Setiabudi.

Setidaknya ada 2 (dua) alasan kenapa Almisbat Sulteng, mendesak agar Kaukus Relawan Sulteng harus merekomendasikan putra daerah terbaik Sulteng dari berbagai latar belakang; akademisi, birokrat, aktifis LSM dan kalangan profesional.

Pertama, bahwa sejak jaman Presiden Soekarno hingga SBY putera daerah Sulawesi Tengah yang pernah memimpin departemen tertentu dalam setiap periode pemerintahan bisa dihitung dengan jari. Sebut saja; Josua Tumakaka, mantan menteri/Sekjen Front Nasioan di era Soekarno. Periode 2004-2009 ada nama Adhyaksa Dault, mantan menteri Pemuda dan Olah Raga. Dan Salim Assegaf Aljufri, Menteri Sosial periode 2009-2014. Dua nama terakhir adalah wakil dari PKS. Hanya tiga nama tersebut. Bandingkan misalnya dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Hampir tiap periode tokoh-tokoh asal dua wilayah tersebut senantiasa mendapat porsi untuk duduk dalam kabinet.

Kedua, pada Pilpres 2014 kemenangan JokowiJK di wilayah Sulawesi Tengah mencapai angka 54%. Kemenangan ini harus di apresiasi oleh Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Apalagi, Jokowi pernah menyampaikan secara terbuka bahwa, 60% dari jumlah menteri yang akan duduk di Kabinet Kerja berasal dari kalangan profesional dan tokoh masyarakat lainnya diluar kepartaian.

Dan yang paling penting adalah, perjuangan relawan dan masyarakat untuk memenangkan JokowiJK di Sulawesi Tengah itu besar sekali karena harus berhadapan dengan partai pengusung yang menjadi pemenang saat Pileg 2014, semisal; Golkar dan Gerindra.

Dari dua lasan tersebut, maka Koordiantor Almisbat Sulteng tersebut berkeyakinan, bahwa sejumlah tokoh muda Sulteng, para profesional dan cendikiawan yang lahir, besar, mengenyam pendidikan dan bekerja di Sulawesi Tengah, memiliki potensi kualitas, kredibilitas dan integritas yang mumpuni bagi Kabinet Kerja JokowiJK.

“Jumlah tokoh muda Sulteng, para profesional dan cendikiawan asli Sulteng, tidak sedikit. Mereka saya yakin siap mendukung kinerja pemerintahan Jokowi JK. Kita mengusulkan saja semua nama orang terbaik dari Sulteng, tanpa perlu berharap bahwa semuanya bakal jadi menteri, yang penting masyarakat Indonesia tahu, khususnya Jokowi dan JK bahwa Sulawesi Tengah jug amemiliki tokoh potensi nasional, ” simpul Setiabudi, putera politisi ulung asal Sulawesi Tengah, Andi Cella Nurdin.

Salah seorang kandidat yang direkomendasikan oleh Kaukus Relawan Sulteng, Dr. H. Nadjamuddin Ramly, MSi., tak hanya memasukkan curiculum vitae-nya, tapi guru besar pada Universitas Tadulako Palu, UNJ dan UHAMKA Jakarta ini,juga menyampaikan pandangannya tentang “Pembangunan Kawasan Timur Indonesia” sebagai bahan masukan penting bagi Kabinet Kerja JokowiJK.

Nadjamudin juga sangat mendukung Gerakan Revolusi Mental yang di gagas oleh pasangan presiden terpilih 2014 JKW-JK. Menurutnya gerakan tersebut adalah entry point bagi pembangunan karakter sebuah bangsa.

Selain itu Tokoh Muda Muhammaidyah yang terbilang dekat dengan Jusuf Kalla ini, menguraikan bahwa Revolusi Mental merupakan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yang mana dia diutus hanya untuk menyempurnakan akhlakul karimah dan juga merupakan starting point dari kemajuan serta kebangkitan bangsa.

“Saya kira nanti siapapun yang di amanahkan untuk mengelola negara ini dia harus jujur, tegas, berani dan harus membela rakyat. Oleh karena itu melayani, mensejahterakan rakyat, membuat hukum agar adil dan tegak adalah bagian dari Revolusi Mental” urai Nadjamuddin saat ditemui disela-sela kegiatan Silaturahim Relawan Lembang 9 bersama JokowiJK di Jakarta, 28 Agustus lalu.

Mengenai namanya di calonkan oleh Kaukus Sulteng, jika diberi pilihan beliau mau memilih sebagai menteri sosial. Menurutnya menteri sosial itu bagian dari pada bagaimana mengeliminir kemiskinan, tanggap darurat dan kerja keras. Selain itu beliau menjelaskan bahwa kementerian sosial itu harus mampu mengeliminir komponen horizontal dan vertikal.

Beliau sudah mempunyai banyak konsep seandainya terpilih nanti sebagai Menteri Sosial pada kabinet JKW-JK, salah satu contohnya bagaimana agar masyarakat miskin bisa untuk berwirausaha dan mandiri dengan cara ekonomi kreatif dan kewirausahaan dengan memanfaatkan dana Zakat sebagai bentuk permodalanya.

“Saya kira kementerian sosial itu di samping membantu masyarakat yang tidak berdaya juga bagaimana kemiskinan struktural ini di eliminir untuk bisa mereka di jadikan solusi jalan keluar agar bisa mendapatkan income sendiri” terang Najamuddin (28/8).

Sementara itu, Ketua Kaukus Relawan Jokowi-JK Sulteng, Ivan Yuntji Sunuh saat bertandang ke Kantor Redaksi Majalah EBONI, bahwa usulan nama mewakili putra daerah terbaik dari Sulteng secara khusus bertujuan untuk mendorong pembangunan di Sulteng dan secara umum untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

“Yang kami rekomendasikan adalah orang-orang lokal dari Sulteng, tetapi karena ada orang luar Sulteng namun telah lama tinggal di Sulteng dengan kredibilitas dan kualitas yang mumpuni maka kami rekomendasikan juga. Kita rekomendasikan mereka bukan hanya untuk Sulteng saja tetapi untuk rakyat Indonesia” terang Ivan Yuntji Sunuh (18/8).

Dari bincang-bincang dengan Ivan Yunji Sunuh, sejumlah nama yang berasal dari berbagai profesi baik akademisi, praktisi, politisi, aktifis bermunculan. Mereka antar lain adalah;

Dr. Nadjamudin Ramly, Wandy N.Tuturoong, Dr.Muhammad Nur Sangadji, Dr.Yunan Lampasio,SE.,MSi., H.Ahmad Ali, Ote Abadi, Drs.M.Ichsan Loulembah, Rusdi Mastura, Dr.Fatimah Ahmad, Abdee Negara, Dr.Amin Abdullah, Chalid Muhammad, Erwin Usman, Dr. Dewi Cahywati Abdullah MSi, Dr.Mochtar Marhum, Ridha Saleh, Dr.Ahlis Djirimu, Drs Tahmidy Lasahido MSi, Prof. Dr. Zainal Abidin, Drg. Anita B. Nurdin, Dr. Arianto Sangadji, Burhan Abdullah, Dr. Muzakir Tawil Msi., Ir. Setiabudi, Dr. Moh Tavip Abd. Karim, SH., MH., Bayu Alexander Montang, Dr. Nirwan Sahiri, Suprianus Kandolia, SH., Dr. Gladies Ingkiriwang, Prof Dr. Basir Cy0, Nurwamati Bantilan, dan sejumlah nama lainnya.

Dari sejumlah nama yang direkomendasikan tersebut, Prof. Dr. Ir. Basir Cyo, Rektor Universitas Tadulako, menolak untuk dicalonkan menjadi menteri dengan alasan rasional.

"Biarlah saya mengurus rumput dikampus yang masih gersang. Masih banyak yang lebih hebat dan lebih muda dari saya bisa diusulkan, seperti Dr Nadjamudin Ramly dan Dr. Muhammad Nur Sangadji," tandas Basir Cyo saat dikonfirmasi oleh Ketua Kaukus Relawan Sulteng, Ivan Sunuh yang datang kekediaman sang rektor bersama Setiabudi, Koordinator Relawan Almisbat beberapa waktu lalu di Palu.

Para relawan asal Sulawesi Tengah tentu saja menyadari bahwa tak semuanya bisa menjadi menteri untuk mengisi kabinet Jokowi. Yang mereka yakini, bahwa nama-nama tokoh muda Sulteng tersebut, memiliki potensi masing-masing untuk mengisi setiap jabatan dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK, seperti; wakil menteri, dirjen, sekjen, deputi dan staf ahli diberbagai departemen.

Peluang tersebut tidak menutup kemungkinan bisa diisi oleh para tokoh muda asal Sulaweai Tengah tersebut. Apalagi Rumah Transisi Jokowi-JK telah merumuskan bahwa akan ada 6 kementerian yang akan digabung dan ada penambahan 3 kementerian baru.

"Kita juga perlu tunjukan kepada masyarakat secara nasional bahwa Sulawesi Tengah memiliki putra putri terbaik yang memiliki kapasitas, mampu dan hebar, ucap Ivan Sunuh yang merupakan relawan dari Pospera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun