Mohon tunggu...
MBudiawan
MBudiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indahnya Alam Papua

Spesialist dibidang Survey dan Perencanaan kehutanan. Sewaktu muda aktif sebagai seorang kartunis dan penulis di beberapa media di kota Bandung Pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta nasional, PT. ASTRA, PT. Sinar Mas Forestry, PT. Kiani Lestari.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merauke

19 Juni 2014   20:12 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:06 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Juni tahun 2013, setahun lewat. Saya terbang dari Pekanbaru menuju ke Papua. Begitu masuk ke wilayah Papua, mulai terasa betapa indahnya pemandangan yang terhampar, hutan lebat masih asri. Pemandangan dari atas pesawat semakin indah dengan banyaknya kabut tipis bergerombol dibawah, menandakan banyaknya penguapan yang dihasilkan oleh pepohonan.

Saat pesawat melintasi Danau Sentani, saya benar-benar takjub dibuatnya. Danau luas yang terbentang indah itu dihiasai perbukitan hijau disekelilingnya. Hanya saja tujuan saya bukan untuk turun di Bandara Sentani, hanya sekedar transit saja. Tujuan saya ke Merauke, ke ujung timur Nusantara.

Banyak berkecamuk dalam pikiran saya mengenai kondisi Merauke dan Papua pada umumnya. Ya, karena dari informasi yang saya dapat selama ini, Papua rawan, Papua tidak aman. Belum lagi sebagai seorang muslim, yang selalu pikirkan adalah, susah tidak ya, untuk mencari mesjid disana?
Kalau mengingat masa lalu, tepatnya tahun 1994, saat saya diterima di perusahaan BUMN kemudian akan ditempatkan di Wamena. Saat itu orang tua melarang untuk pergi , maklum anaknya kan baru lulus kuliah. Alasannya Tidak kondusif kondisi di Irian Jaya ( sebutan untuk provinsi Papua dulu ). Jadinya saya tidak pergi dan tidak jadi bekerja di BUMN tersebut. Anak mama kali….

Tapi kenapa sekarang setelah sekian puluh tahun, kok akhirnya saya pergi juga ke Papua? Sepertinya itu tidak terlalu penting untuk dibahas disini, saya sebut saja jalan hidup sekaligus jalan – jalan, he…he…

Dari Bandara Sentani menuju Bandara Mopah di Merauke, ditempuh dengan perjalanan pesawat selama ± 1 jam. Beda dengan Sentani, di Merauke menjelang pesawat akan mendarat, kali ini saya disambut dengan pemandangan pantai yang cukup indah. Begitu mendarat akan disambut dengan slogan Merauke : “IZAKOD BEKAI IZAKOD KAI”, yang berarti satu hati satu tujuan.

Setelah sampai yang pertama saya cari adalah mesjid. Ternyata tidak susah, banyak mesjid disana.

Ada beberapa tempat yang layak dikunjungi jika anda berkunjung ke Merauke, tidak lengkap kalau tidak mampir tempat yang saya sebutkan dibawah ini :

1. Pantai Lampu Satu. Sebuah pantai yang cukup menarik, disamping kita bisa melihat aktifitas nelayan disana, bermain pasir dan minum air kelapa muda. Terutama di hari Minggu, banyak anak - anak muda berkumpul disana.

2. Taman LIBRA (Lingkaran Brawijaya ), merupakan taman tempat ber olah raga dipagi hari serta berkumpulnya anak muda, di sore hari dan hari libur. Letaknya di tengah kota, di persimpangan antara jalan Brawijaya, jalan Kelapa V, jalan Trikora dan jalan Parako.

3. Mesjid Al-Aqhsa, jika anda muslim bisa sholat disana. Mesjidnya cukup besar dan megah. Pernah dijadikan tempat MTQ seprovinsi Papua. Letak mesjid tepat didepan Taman LIBRA.

4. Jembatan Tujuh Wali-wali. Letaknya sekitar 3 km dari kota Merauke. Di Jembatan yang menghubungkan antara kota Merauke ke Tanah Miring. Jika cuaca cukup cerah, disana kita bisa melihat Sunset di sore hari, sangat indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun