Cagar alam Biosfir Giam Siak Kecil, merupakan sebuah konservasi gambut yang teletak di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Sebuah konservasi lahan gambut yang dinaikan statusnya oleh UNESCO menjadi Cagar Biosfir, atas pengusulan dari Perusahaan Sinar Mas. Lingkungan disana benar-benar indah, danaunya yang berair hitam kemerahan dipenuhi oeh spesies langka. Begitupun hutannya masih alami. Banyak peneliti dari mancanegara yang sering datang kesana.
Dilihat dari posisinya relatif aman dari jangkauan perambah, tapi kenyataanya bertolak belakang. Cagar Biosfir Giam Siak kecil itu terletak ditengah-tengah konsesi beberapa anak perusahaan PT. Sinarmas Forestry. Di utara dibatasi oleh areal PT. Bukit Batu Hutani Alam dan PT. Dexter Timber P.I, di sebelah timur dibatasi PT. Satria Perkasa Agung dan PT. Arara Abdi, sebelah selatan dengan PT Dexter Timber P.I, dan dari Barat dibatasi oleh PT. Sakato Pratama Makmur. Jadi dari segi buffer sudah sangat mencukupi.
Belum lama ini telah terjadi pembakaran lahan besar-besaran sehingga menimbulkan bencana asap yang menyengsarakan penduduk Riau dan Provinsi sekitarnya. Diakibatkan oleh keserakahan dan kepentingan pribadi. Yang jadi korban bukan hanya masyarakat sekitar saja, PT. Sinar Mas Forestry pun mendapatkan dampak buruk. Lahan HTI yang sudah tanam, malah yang siap akan dipanenpun terpaksa turut terbakar.
Mudahnya ketua RT, Ketua RW dan kepala desa membuat surat tanah, padahal lahan tersebut merupakan hutan negara, ini yang menjadi permasalahan di Riau. Belum lagi adanya beberapa oknum aparat yang terlibat kepentingan disana. Sudah jelas kalau Camat tidak akan pernah  mengeluarkan surat, sepanjang lahan masih berada dikawasan hutan dan belum ada pelepasan kawasan. Mereka tahu resikonya. Bagi sebagian besar pendatang, mereka tidak terlalu memikirkan apakah bisa keluar sertifikat tanah atau tidak, yang penting bisa membuat kebun sawit. Walau tidak bersertifikat, pemikiran mereka 4 atau 5 tahun kedepan sudah bisa panen dan bisa hidup sejahtera.
Memang kebanyakan yang memiliki kebun sawit adalah masyarakat pendatang. Baru beberapa gelintir saja orang Melayu Riau yang punya pemikiran untuk berkebun.
Seperti yang terjadi terakhir, eksodus sampai ribuan orang dari Sumatra Utara masuk kedalam kawasan Cagar Biosfir Giam Siak Kecil, mereka mengambil kayu, kemudian membakar lahan guna penyiapan lahan kebun sawit. Pada akhirnya api tidak terjaga, sehingga merembet, ke kebun masyarakat, Â tegakan hutan dan lahan Hutan Tanaman Industri milik PT. Sinarmas.
UNESCO akan mencabut status Cagar Biosfir dari Giam Siak Kecil jika kondisinya terus seperti sekarang. Saat ini Cagar Bisofir Giam Siak Kecil yang merupakan paru-paru dunia seperti sedang bronchitis. Untuk menjadikan Cagar Bisofir menjadi seperti sediakala dibutuhkan waktu  ratusan tahun lagi. B
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H