Mohon tunggu...
MBudiawan
MBudiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indahnya Alam Papua

Spesialist dibidang Survey dan Perencanaan kehutanan. Sewaktu muda aktif sebagai seorang kartunis dan penulis di beberapa media di kota Bandung Pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta nasional, PT. ASTRA, PT. Sinar Mas Forestry, PT. Kiani Lestari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbongkarnya Sebuah Nama

14 Oktober 2014   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa kalau malam minggu tiba, Tony dan kawan-kawannya mencari hiburan ke Kota Balikpapan. Setelah semingguan full kerja di project, itulah satu-satunya hiburan penghilang rasa penat.

Setiap kali masuk tempat hiburan, mereka selalu memakai nama palsu, untuk menghilangkan identitas yang asli, nyamar maksudnya sih.

Malam itu mereka menuju sebuah tempat karaoke, masuk kedalam ruangan karaoke  dengan dikawani beberapa wanita pemandu lagu.

Minuman beralkohol akhirnya sudah hadir dimeja. Sambil bernyanyi dengan sesekali meneguk minuman keras, setiap orang menumpahkan kejenuhannya diruangan itu.

Tony merubah namanya menjadi Iwan malam itu, Rudi menjadi Hendra begitupun dengan yang lainnya.  Pada malam itu semua sudah berganti nama, setiap orang sudah hafal nama baru kawannya masing-masing.

Tony mulai merayu seorang pemandu lagu, dengan rayuannya akhirnya wanita yang jadi pemandu sepertinya mau dijadikan pacar.

“Emangnya Mas Iwan mau dengan gadis malam seperti saya ini?” tanya Lisa  pada Tony yang memakai nama samara Iwan malam itu.

Rayuan gombal terus dihamburkan oleh Tony. Mulai dari katanya dia orang jawa, kerja di tambang dan belum punya istri.

Semuanya berjalan lancar seperti biasa. Semua saling memanggil dengan nama samaran. Sampai suatu saat ketika sedang asyik bercengkrama dengan Lisa yang sudah mulai terbuai rayuan gombalnya, tiba-tiba datang Rudi yang tampaknya sudah mabuk berat.

“Antonyus, toilet dimana, ya?” tanyanya pada pada Tony sambil sembari menahan kencing. Sudah kebanyakan minum tampaknya, jalannyapun agak terhuyung-huyung.

Tony kesal bukan main, kok Rudi memanggil dengan sebutan nama aslinya. Sudah diberi kode beberapa kali, namun Rudi tetap saja dia nyerocos menyebut nama aslinya.

“Ton, nanti selepas dari sini kita pergi kemana lagi?” tanya Rudi lagi.

Tony mengedipkan mata sambil menyeringai ke arah Rudi. Maksudnya supaya Rudi diam dan sadar.

Lisa yang memperhatikan percakapan menjadi faham, dirinya telah dibohongi.

“Wah namanya Antonyus toh? Bukan orang jawa kalau begitu…” kata Lisa sedikit cemberut, “Paling sudah punya istri juga. Dasar laki-laki dimana-mana sama saja semuanya....”

Rudi seperti tersadar mendengar ucapan dari Lisa sang pemandu lagu.

“Eh, sory…”katanya sambil mendekati Tony. Sambil menyorongkan wajahnya tepat didepan Tony dan Lisa,”Sstt…ngomong-ngomong kamu tadi pakai samaran  apa? Sorry , aku sudah lupa…”

Lisa makin kesal saja mendengar kepolosan Rudi yang sudah terlajur mabuk berat.

Suasana menjadi kurang menyenangkan buat Tony, malam serasa sangat lama. Malu sudah dirinya, samarannya terbongkar mentah-mentah. Belum lagi  Lisa, yang tampak tidak seramah sebelumnya.

“Terbongkar semuanya, payah....….!” Umpat Tony dalam hatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun