Mohon tunggu...
Weren Talia
Weren Talia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

orang Indonesia asli yang selalu bertanya-tanya...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Secuil Pesan dari Kemeriahan Pesta Malam Tahun Baru

2 Januari 2015   06:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergantian tahun baru saja terjadi. Semaraknya sungguh luar biasa. Seperti sebelum-sebelumnya, kembang api menjadi salah satu yang tak bisa lepas dari ritual tahunan ini. Bahkan orang-orang telah mempersiapkan kembang api itu jauh-jauh hari sebelum perayaan perpisahan tahun ini.

Banyak orang tidak ingin hanya menjadi penonton lagi. Mereka ingin ikut menyemarakan momen-momen yang semarak ini. Ikut mempersiapkan kembang api dan bersama-sama melepaskannya berpencar indah pada saat jarum jam menunjuk pukul 12 malam.

Saat-saat itu langit menjadi berkilauan. Pemandangan yang jarang terjadi dan enak ditonton. Warna-warni cahaya yang tak putus-putusnya memancarkan bentuk-bentuk berpola. Menjadi pesona tersendiri dalam latar langit yang hitam kelam.

Saat-saat ini, orang-orang berkerumun di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan terbuka. Mereka ingin menyaksikan sekaligus mengalami kemeriahan dan kegaduhan itu. Perayaan yang tak pernah ingin dilewatkan.

Wajar saja bila perayaan tahunan ini kini telah menjadi pesta rakyat. Ia berlaku bagi semua kalangan masyarakat. Anak-anak, pemuda-pemudi dan orang tua ikut hanyut dalam semarak penyambutan tahun baru ini.

Ungkapan syukur atas perasaan beruntung masih bisa mengalami kehidupan di tahun yang baru adalah salah satu alasan yang tidak dapat dibantah. Kehidupan adalah hal yang patut disyukuri.

Waktu adalah alat yang biasa digunakan untuk mengukur lama dan panjangnya kesempatan hidup. Maka pantaslah perjalanan waktu sangat berarti bagi sebuah kehidupan.

Sehingga perayaan memasuki tahun baru merupakan momen ungkapan syukur. Termasuk sering diterjemahkan dalam kemeriahan pesta kembang api. Semua sah-sah saja.

Uniknya, ungkapan syukur melalui keindahan kembang api yang bisa dinikmati banyak orang itu ternyata telah menyulut ceria. Termasuk menghadirkan keceriaan bagi mereka yang berkekurangan. Yaitu mereka yang tak bisa membeli sendiri kembang apinya. Mereka yang hanya mensyukuri hidup sebagai apa adanya mereka.

Mungkin orang-orang yang menyalakan kembang api itu tidak merasa bahwa hiasan malam itu telah menjadi sumber keceriaan banyak orang. Termasuk juga mereka yang miskin itu.

Sehingga memang keindahan adalah bahasa universal. Mampu dinikmati siapa saja, tidak hanya pemilik keindahan itu. Maka seharusnya pesta kembang api yang indah dan megah itu sekecil-kecilnya patut meninggalkan pesan.

Semoga saja keceriaan semua orang, termasuk orang-orang miskin itu tidak hanya sebatas pada malam perpisahan tahun yang baru berlalu ini.

Semoga saja mereka yang berkecukupan menyadari senyum-senyum orang-orang kecil karena kembang apinya itu. Hingga kemudian mereka selalu menjadi sumber keceriaan yang tidak hanya saat perpisahan tahun seperti malam tadi.

Dan semoga saja kembang api di awal tahun yang megah nan semarak itu menjadi pertanda baik bagi keceriaan mereka yang kecil dan miskin dalam hari-hari depan dalam mengarungi perjuangan hidup mereka di tahun yang baru ini. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun