Mohon tunggu...
Budaya Budak
Budaya Budak Mohon Tunggu... -

Pembantu adalah bentuk perbudakan yang sudah menjadi budaya, karena jam kerja Pembantu yang menetap adalah 24 jam (3 x 8 jam), namun bergaji tak sampai 1 x UMR

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

66% Perbudakan Modern Terjadi di Asia

8 Juni 2016   16:44 Diperbarui: 8 Juni 2016   16:51 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel Perbudakan Modern di Asia. Source : Walk Free Foundation

Selamat sore.

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan.

Perkenalkan, kami Budaya Budak, sebuah bakal calon komunitas yang berfokus mengamati aktivitas perbudakan modern di Indonesia. Saat ini kami hanya terdiri dari 3 orang relawan muda yang meluangkan waktu untuk wacana ini. Mudah-mudahan ke depannya semakin banyak anak muda yang bergabung dengan kami untuk tujuan kemanusiaan ini.

Pergerakan mengamati aktivitas perbudakan modern sedang terjadi secara global. CNN dan History Channel meluncurkan kampanye Buy Out Slavery pada 31 Mei 2016. Walk Free Foundation dari Australia mengumumkan Global Slavery Index 2016 pada 01 Juni 2016. Kemudian Fox Channel serentak memulai serial Outcast secara global pada 04 Juni 2016.

Buy Out Slavery adalah kampanye mengajak orang-orang yang memiliki kekayaan berlebih untuk membantu pembebasan budak modern. Buy Out Slavery juga menggandeng pasar Online Shop global untuk memasang iklan Not For Sale. Tujuannya, mengajak para konsumen Online Shop menghindari pembelian barang yang dalam rantai produksi dan pasokannya mengandung perbudakan modern. Selain itu, History Channel juga memulai serial yang mengisahkan asal mula perbudakan, sejak 31 Mei 2016.

Tak ketinggalan, Fox Channel ikutan memulai serial Outcast yang mengangkat kisah orang-orang terpinggirkan (Outcast). Serial ini ditayangkan secara serentak di tingkat global sejak 04 Juni 2016.

Dukungan kampanye dari industri televisi kabel global itu, memperkuat pengumuman Global Slavery Index 2016 oleh Walk Free Foundation pada 01 Juni 2016. Walk Free Foundation didirikan oleh Andrew Forest dan berpusat di Australia. Walk Free Foundation telah melakukan survey secara global mengenai Perbudakan Modern. Survey Walk Free Foundation melibatkan 42.000 wawancara dalam 53 bahasa yang kira-kira mewakili 44% populasi dunia.

Hasilnya mengejutkan, angka estimasi Perbudakan Modern 2016 tercatat 45,8 juta orang, meningkat 10 juta orang atau 27,9% dari tahun 2014 sebanyak 35,8 juta orang.

Peningkatan drastis jumlah orang yang diperbudak dalam 2 tahun ini sangat mencengangkan. Menurut Walk Free Foundation, peningkatan ini mencerminkan lemahnya perlindungan hukum dari sejumlah negara terhadap warganya. Oleh karenanya, Walk Free Foundation mengajak seluruh negara di dunia memperkuat perlindungan hukum terhadap warganya dari wabah Perbudakan Modern. Selain itu, Walk Free Foundation juga mengajak 10 negara terkuat melarang produk yang mengandung perbudakan modern dalam rantai produksi atau pasokannya.

Global Slavery Index 2016. Source : Walk Free Foundation
Global Slavery Index 2016. Source : Walk Free Foundation
Salah satu fakta menarik dari Global Slavery Index 2016 adalah pusat perbudakan modern terjadi di Asia. Seperti terlihat pada infografis di atas, sebanyak 30,4 juta orang di kawasan Asia terjerat dalam perbudakan modern. Saat ini, 66% perbudakan modern terkonsentrasi di Asia.

Tabel Perbudakan Modern di Asia. Source : Walk Free Foundation
Tabel Perbudakan Modern di Asia. Source : Walk Free Foundation
India menjadi pelaku perbudakan modern terbesar di Asia, sebanyak 18,3 juta orang. China menduduki peringkat 2 sebanyak 3,4 juta orang. Sementara Indonesia menduduki peringkat 6 sebanyak 0,7 juta orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun