Selamat sore.
Selamat berpuasa bagi yang menjalankan.
Perkenalkan, kami Budaya Budak, sebuah bakal calon komunitas yang berfokus mengamati aktivitas perbudakan modern di Indonesia. Saat ini kami hanya terdiri dari 3 orang relawan muda yang meluangkan waktu untuk wacana ini. Mudah-mudahan ke depannya semakin banyak anak muda yang bergabung dengan kami untuk tujuan kemanusiaan ini.
Pergerakan mengamati aktivitas perbudakan modern sedang terjadi secara global. CNN dan History Channel meluncurkan kampanye Buy Out Slavery pada 31 Mei 2016. Walk Free Foundation dari Australia mengumumkan Global Slavery Index 2016 pada 01 Juni 2016. Kemudian Fox Channel serentak memulai serial Outcast secara global pada 04 Juni 2016.
Buy Out Slavery adalah kampanye mengajak orang-orang yang memiliki kekayaan berlebih untuk membantu pembebasan budak modern. Buy Out Slavery juga menggandeng pasar Online Shop global untuk memasang iklan Not For Sale. Tujuannya, mengajak para konsumen Online Shop menghindari pembelian barang yang dalam rantai produksi dan pasokannya mengandung perbudakan modern. Selain itu, History Channel juga memulai serial yang mengisahkan asal mula perbudakan, sejak 31 Mei 2016.
Tak ketinggalan, Fox Channel ikutan memulai serial Outcast yang mengangkat kisah orang-orang terpinggirkan (Outcast). Serial ini ditayangkan secara serentak di tingkat global sejak 04 Juni 2016.
Dukungan kampanye dari industri televisi kabel global itu, memperkuat pengumuman Global Slavery Index 2016 oleh Walk Free Foundation pada 01 Juni 2016. Walk Free Foundation didirikan oleh Andrew Forest dan berpusat di Australia. Walk Free Foundation telah melakukan survey secara global mengenai Perbudakan Modern. Survey Walk Free Foundation melibatkan 42.000 wawancara dalam 53 bahasa yang kira-kira mewakili 44% populasi dunia.
Hasilnya mengejutkan, angka estimasi Perbudakan Modern 2016 tercatat 45,8 juta orang, meningkat 10 juta orang atau 27,9% dari tahun 2014 sebanyak 35,8 juta orang.
Peningkatan drastis jumlah orang yang diperbudak dalam 2 tahun ini sangat mencengangkan. Menurut Walk Free Foundation, peningkatan ini mencerminkan lemahnya perlindungan hukum dari sejumlah negara terhadap warganya. Oleh karenanya, Walk Free Foundation mengajak seluruh negara di dunia memperkuat perlindungan hukum terhadap warganya dari wabah Perbudakan Modern. Selain itu, Walk Free Foundation juga mengajak 10 negara terkuat melarang produk yang mengandung perbudakan modern dalam rantai produksi atau pasokannya.
Menurut Walk Free Foundation, angka perbudakan modern di kawasan Asia masih dapat berubah dan membengkak. Ragam bentuk perbudakan modern yang terus berkembang di Asia, menyebabkan angka perbudakan modern di kawasan Asia bisa membengkak. Kemudian faktor adanya sejumlah area yang tidak dapat di survey, dapat menyebabkan pembengkakan angka perbudakan modern. Walk Free Foundation membuka masukan dari warga Asia mengenai pengkategorian perbudakan modern yang lebih akurat.
Negara China contohnya. Survey Walk Free Foundation di negara China, tidak mencakup seluruh wilayah China. Pemerintahan China yang semi tertutup, hanya mengizinkan survey pada 4 provinsi yang menerapkan Special Economic Zone yaitu : Guangdong, Fujian, Xinjiang dan Hainan. Padahal, China memiliki 23 provinsi. Oleh karena itu, angka perbudakan modern di China sebesar 3,4 juta orang tidak menggambarkan kondisi sebenarnya.
Dengan matematika linier, 3,4 juta dibagi 4 provinsi dikali 23 provinsi mencatat angka perbudakan modern di China sebanyak 19,5 juta orang, mengalahkan India. China sangat berpotensi menjadi pelaku perbudakan modern terbesar di dunia jika survey di China bisa dilakukan secara terbuka.
Apalagi jika meninjau dari definisi dari perbudakan modern. Perbudakan Modern meliputi :
- Kerja paksa anak di bawah umur
- Kerja paksa pekerja seks komersil
- Kerja paksa penyelundupan narkoba
- Kerja paksa dengan jam kerja di atas rata-rata berupah sangat rendah
- Kerja paksa tenaga kerja imigran
- Pernikahan paksa anak di bawah umur
- Perdagangan manusia
China sebagai negara yang menerapkan harga buruh sangat murah berjam kerja tinggi, sangat berpotensi memiliki angka perbudakan modern yang tinggi. China sebagai menjadi sumber pasokan industri narkoba terbesar di Asia sangat berpotensi menjadi pelaku perbudakan modern terbesar. China sebagai pelaku industri seks komersial terbesar di Asia sangat berpotensi melakukan perbudakan terbesar di dunia.Â
Sektor industri perjudian yang menjadi sentral bagi industri seks komersial dan narkoba di Asia, dikuasai oleh China. Oleh karenanya, China menjadi salah satu negara yang berpotensi menjadi titik vital perbudakan modern dalam rantai pasokan di Asia. Sayang sekali China tidak bersifat terbuka dalam survey ini sehingga tidak bisa diperoleh angka akurat perbudakan modern oleh negara China.
Angka perbudakan modern untuk Indonesia juga bisa membengkak. Jenis pekerjaan Pembantu di Indonesia, dapat dikategorikan sebagai perbudakan modern. Namun kategori ini belum dimasukkan dalam survey yang dilakukan Walk Free Foundation. Sistem ekonomi modern menghitung nilai kerja sektor pekerjaan informal dengan sistem Man Hour. Sistem Man Hour berarti besaran Upah atau Fee dihitung berdasarkan jam kerja dikali nilai kerja / jam. Definisi sistem man hour ini juga dipakai oleh ILO (International Labor Organization) di bawah United Nations (PBB).
Di Indonesia, jenis pekerjaan Pembantu yang menetap boleh dibilang memiliki jam kerja sebanyak 24 jam. Majikan yang pulang ke rumah jam 02 dini hari, tetap wajib menjadi tugas Pembantu untuk membuka pagar, menyediakan minuman dan sebagainya. Namun pada praktiknya, dengan jam kerja 3 x 8 jam, upah Pembantu Tetap pada umumnya di bawah setengah (1/2) hingga sepertiga (1/3) dari Upah Minimum Provinsi (UMP). Dari sudut pandang ini, jenis pekerjaan Pembantu Tetap tergolong Perbudakan Modern. Sayangnya, banyak orang Indonesia tidak menganggap demikian dikarenakan perbudakan seperti ini sudah menjadi budaya.
Kebanyakan orang Indonesia, menetapkan standar kerja man hour ketika sedang negosiasi kerja dengan calon majikannya. Sebaliknya, pola yang sama tidak diterapkan ketika dirinya sedang berposisi sebagai majikan dan tengah bernegosiasi dengan calon pembantu rumahnya sendiri.
Orang kita, sering menuntut sistem yang ‘adil’ ketika sedang negosiasi gaji dengan calon majikan di suatu perusahaan. Namun ketika kita sedang menjadi majikan yang sedang negosiasi gaji dengan calon pembantu rumah sendiri, kita seringkali menjadi ‘tidak adil’.
Kami percaya, apabila fakta ini diungkap maka angka perbudakan modern di Indonesia akan membengkak dan memasuki 5 besar di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H