Mohon tunggu...
Ahmad Budairi
Ahmad Budairi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Pecinta kopi dan gadis cantik. Semacam pengelola blog www.nusagates.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Calonkan Dhani, PKB Bunuh Diri?

15 Februari 2016   20:04 Diperbarui: 15 Februari 2016   20:06 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perhelatan ajang Pilkada di DKI Jakarta masih tahun depan. Namun, suasana politik rasanya sudah mulai memanas. Banyak deretan nama yang diprediksi akan maju sebagai kandidat calon Gubernur ibu kota. Salah satu nama yang disebut-sebut sebagai balon adalah musisi kondang dimasanya, Ahmad Dhani. Kabarnya, mantan suami Maia Estianty ini akan diusung oleh PKB untuk maju sebagai penantang Ahok di ajang pemilihan gubernur nanti.

Hari ini, Dhani dikabarkan mengunjungi Kalijodo. Kawasan esek-esek yang terancam dibubarkan oleh pemerintah. Pada kunjungan itu, Dhani dikawal ketat oleh pasukan Banser. Sesuatu yang menjadi tanda tanya. Mengapa pasukan yang berada di bawah naungan Banom NU, GP Anshor, ini ikut serta dalam kunjungan Dhani?

Berdasarkan berita yang ditulis merdeka.com hari ini (15/2), Dhani mengaku bahwa kunjungannya ke Kalijodo bukanlah untuk menjaring suara pada pemilihan gubernur DKI. Namun sebagai Dewan Pembina GP Anshor DKI. Terlepas dari benar atau tidaknya kunjungan itu bersifat politis, tindakan Dhani yang membawa serta Banser itu menuai kritikan dari pemuda-pemuda Anshor dari luar DKI.

Pernyataan Dhani yang juga menuai kontroversi adalah dia mengklaim akan siapkan ribuan Banser untuk menengahi agar tidak ada kekerasan dari pihak pemerintah maupun warga. Suatu pernyataan yang dianggap bermuatan mosi tidak percaya kepada pemerintah sehingga perlu melibatkan ormas sebagai penengah (mediator) untuk menyelesaikan permasalahan Kalijodo.

Menurut Ratu Kalingga (Tempo), beberapa kerugian PKB mencalonkan Dhani adalah faktor-faktor seperti Poligami, Kontroversial, Tidak konsisten, Berkoar menghapus trans Jakarta, dan bukan kepala rumah tangga yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun