Merangkul Mahasiswa melalui Dialog: Peran Pimpinan MPR/DPR dalam Menyiapkan Generasi Pemimpin Demokratis"
Latar Belakang
Mahasiswa sebagai *agent of change* memiliki peran strategis dalam membangun demokrasi dan masa depan bangsa. Namun, terdapat kesenjangan antara pengetahuan teoretis yang mereka pelajari di bangku kuliah dengan pengalaman empiris dalam praktik bernegara. Ide-ide mahasiswa, meski murni berbasis teori, seringkali belum teruji di lapangan. Di sisi lain, pimpinan MPR/DPR sebagai representasi lembaga legislatif memiliki pengalaman praktis dalam mengelola dinamika politik dan demokrasi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara kedua pihak melalui dialog untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pemimpin yang intelektual dan berwawasan kebangsaan.
Rumusan Masalah
1. Mengapa komunikasi antara pimpinan MPR/DPR dan mahasiswa penting dalam menyiapkan generasi pemimpin masa depan?
2. Bagaimana teori politik dan pendidikan dapat menjelaskan urgensi dialog ini?
Fokus Masalah
Artikel ini fokus pada:
1. Peran dialog dalam menjembatani kesenjangan teori dan praktik demokrasi.
2. Kontribusi pimpinan MPR/DPR dalam membentuk intelektual mahasiswa melalui pendekatan *bottom-up*.
Batasan Masalah
Pembahasan dibatasi pada:
1. Konteks demokrasi Indonesia pasca-Reformasi.
2. Peran mahasiswa dan lembaga legislatif dalam kerangka teori politik tertentu.