Berita gembira kini telah menggaungi para KPSI lovers. Bagaimana tidak? TRG pada Kamis (18/10) bertempat di Negeri Kanguru sono, berhasil menumbangkan klub “hebat” QCSA dengan skor sangat telak, 8-0. Tentu ini merupakan berita yang sangat-sangat menggembirakan bagi fans-fans KPSI di seluruh Indonesia hingga pelosok “Zimbabwe”, karena para pemain TRG dengan bayaran Rp 5jt/hari (ada gosip terjadi penyunatan jadi kurang dari 1jt/hari, selengkapnya di sini) ternyata cukup mengobati rasa rindu para penggemarnya setelah berhasil mengalahkan QCSA. Disini artinya bahwa latihan selama di Batu ternyata ada manfaatnya juga, bukan hanya sekedar joging.
Pertandingan yang dilaksanakan pada pukul 7 malam di Perry Stadium tersebut tentu sangat berarti sekali bagi keberapaan Popon cs karena selama ini dihantui oleh perasaan “over pede” yang berani mengklaim bahwa tim yang diperkuatnya adalah tim yang nantinya akan berangkat ke AFF Cup (berangkat sebagai suporter gk dosa koq mas, sumprit dech). Tapi, siapa sich sebenarnya QCSA itu? Sebelum menyimak, alangkah baiknya kita nikmati selingan humor pada gambar bawah ini terlebih dahulu ;)
[caption id="attachment_204827" align="aligncenter" width="480" caption="Kanguru numpang ngeksis nyari pengakuan | foto dari facebook.com/yusufemperor"][/caption] Tentang QCSA (Queensland Christian Soccer Association) QCSA merupakan perkumpulan gereja yang mempunyai program olahraga sebagai ajang penyaluran hobi. Bahkan QCSA juga kerap mengadakan pertandingan antar perkumpulan gereja, maupun perkumpulan lainnya. Dengan beranggotakan orang dewasa maupun anak-anak yang hanya bertujuan mencari kesenangan demi menyalurkan bakat, tentu QCSA tidak membebani target apapun di setiap laga yang dijalaninya. Begitu juga saat akan melawan Popon cs, pihak QCSA yang mendapat telepon yang mendadak 2 hari jelang laga dan harus segera menyiapkan tim yang akan meladeni tamu dari Indonesia ini dalm waktu kurang dari 48 jam. QCSA kemudian bergegas segera menghubungi para pemain yang notabene memang tidaklah bermain secara reguler di perkumpulan tersebut. Untuk menyiasati kendala ini, QCSA pun memutuskan untuk menggunakan mayoritas pemain dariCFFA Queensland. CFFA Queensland sendiri merupakan sebuah turnamen lokal (bahasa ngetrend di Indonesia ya TARKAM gitulah) yang mempertemukan beberapa perkumpulan dan klub non amatir di Queensland, dan kebetulan memang pada awal Oktober ini CFFA diadakan. Selang sehari, akhirnya tim yang akan bertanding melawan Popon cs ini pun terbentuk dengan menyandang nama QCSA All Star. Bayangkan, tim yang terbentuk hanya kurang dari 24 jam untuk melawan kekuatan besar sepakbola Indonesia yang berisikan para pemain-pemain berkualitas semisal Ponaryo Astaman, Firman Utina, dkk.
[caption id="attachment_204832" align="aligncenter" width="600" caption="Pertandingan TRG (Timnya Riedl Galau) vs QCSA (Queensland Christian Soccer Association) | ingatlah wajah-wajah ini, karena mungkin seandainya Bung Karno tau wajah-wajah ini maka beliau akan NANGIS DARAH | foto dari facebook.com/boboth1923"]
TRG? Alhamdulillah yah, “sesuatu” pokoknya :)
Gathering kumpul-kumpul para pemain ISL beberapa waktu lalu di Batu, Malang, telah berakhir. Dengan berakhirnya gathering tersebut, maka pelatih super jenius yang takut tersorot kamera, yakni Alfred Riedl menghasilkan tim yang super-super dahsyat untuk kemudian akan dibawa ke Australia melakukan sejumlah uji coba. Setelah ditahan imbang oleh Batu Selection, perjuangan para pemain kembali diuji setelah menahan imbang tanpa gol tim Apel Malang (di paruh pertama) dan mengandaskan Persegres 2-0 (paruh waktu kedua) di dalam satu pertandingan. Tak kalah fenomenal dengan Gangnam Style, tim yang dihasilkan dari gathering ini pun mempunyai nama yang sangat fenomenal dan fantastis. Berikut ini adalah beberapa nama yang banyak disiarkan di beberapa media : - Timnas Indonesia (pembohongan publik oleh Lensa Olahraga) - Timnas KPSI (versi KLB Ancol) - Timnas La Nyalla (La Nyalla itu negara mana?) - Timnas AFF (versi Kampiun, AFF itu negara mana?) - Timnas Alfred Riedl (versi LenSor, Alfred Riedl itu negara atau kerajaan mana?) - TRG = The Real Garuda (versi pak haji La Nyalla) Jadi, kita harus bangga bahwa TRG berhasil sedikit banyak menyelamatkan muka para bosnya dengan memetik kemenangan telak 8 gol tanpa balas melawan QCSA All Star. Tapi bila melihat kondisi QCSA yang seperti tersebut diatas, apakah tidak sebaiknya demi menghemat anggaran, TRG bisa saja bertanding melawan LDII Selection? Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) di berbagai daerah di Indonesia ini mempunyai klub internal di bidang olahraga (terutama sepakbola dan bola voli). LDII pun namanya sangat santer terdengar seringkali wara-wiri menghiasi berbagai turnamen tarkam maupun tingkat kota/kabupaten. Jadi, bisa dikatakan LDII juga sangat mirip dengan QCSA, dan mungkin hanya berbeda di cara pengelolaan saja. Yasudahlah, sekali lagi ya patut kita syukuri kemenangan TRG meski harus susah mencari lawan tanding yang ujung-ujungnya TRG tadinya adalah The Real Garuda, kini menjadi TRG = “Timnya Riedl Galau”. Dan sekedar saran saja dari P.S.K (Pengamat Sepakbola Koplaksiana), bilamana tak ingin jauh-jauh ke Australia melawan QCSA ataupun tak ingin melawan LDII Selection, mending hubungi saya saja. Karena di tempat saya (Sukoharjo) kan ada Pondok Pesantren yang sangat terkenal di seantero negeri ini, yakni Pondok Pesantren yang bertempat di Ngruki, Sukoharjo, dibawah pimpinan Abu Bakar Ba’asyir. Siapa tau disana juga tengah ada pelatihan sepakbola. Karena eh karena, QCSA itu sangat jauh kelasnya bila dibandingkan dengan Sheffield Wednesday ;)
follow : @bubup_prameshWR
[caption id="attachment_204831" align="aligncenter" width="605" caption="Salah satu pertandingan CFFA Queensland, coba pemain-pemain ini yang memperkuat QCSA All Star, pasti lebih seru dan lebih menghibur | foto oleh facebook.com/simon.moir"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H