Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Teruntuk Yth (Ngakunya) Putri Nurdin Halid

22 Februari 2011   16:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 10467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1298401940543633653

[caption id="attachment_92618" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Menarik sekali surat dari anda, mbak. Terlihat sekali bahwa anda sangat mencintai ayah anda (dan harusnya begitulah seorang anak bersikap kepada orang tuanya) Tapi sejujurnya kita janganlah buta mata hati kita terhadap apa yg terjadi. Pro-kontra adalah hal yg biasa (temen saya dulu yg copet aja juga punya banyak temen, baca : pro). Gk ada salahnya anda memperhatikan apa yg terjadi dewasa ini, mungkin juga memperhatikan saya yg "kere" ini (tapi saya bangga, inilah hidup saya) 1. Saat (alm) ayah saya judi, karna gk kuat melawan dengan perbuatan maka saya lawan dengan sikap. Dan itulah cara saya berbakti. 2. Antv, tv0ne, vivanews. Pernahkah memberitakan antusias masyarakat dengan hadirnya LPI ? (malah yg ada memberitakan tentang wasit di skors, tim dicabut haknya, surat "FIFA", menghalangi transfer pemain, mengancam deportasi, dll) 3. Kalo benar-benar "cahaya agama" bisa gk mengartikan kalimat ini : "The members of Executive Committee... must not have been previously found guilty of criminal offense" 4. Bukan koruptor bisa jadi patokan bahwa yg hadir dalam pernikahan itu banyak ? Jangan salah, mafia kalo anaknya nikah, yg hadir juga banyak loh mbak. Ditingkat lokal saja bandar judi juga pesta pernikahan anaknya diadakan besar-besaran (bahkan orang-orang penting juga banyak yg hadir) 5. Gk ada yg mau punya istri anak koruptor ? Jangan salah, sekelas copet atau maling ayam aja juga punya anak, istri, mantu, besan. 6. Nugraha Besoes, Nirwan Bakrie royal kepada ayah anda ? Jangan lupa mbak, semua penjahat paling hebat di dunia sekalipun pasti punya "tangan kanan" 7. Kalo benar "cahaya agama", bagaimana seandainya kalau rakyat bawah (suporter) menuntut ayah anda mundur ? Khalifah itu harus mengayomi kaumnya lho, bukan mengayomi "kroninya" 8. Mbak punya TV kan ? Coba lihat Lensa Olahraga, ada gk liputan pertandingan LPI ? (pembodohan, pembunuhan karakter) 9. Mbak punya HP kan ? Coba klik vivanews, ada gk liputan pertandingan LPI ? (lagi lagi intervensi media) 10. Kenapa LPI ilegal ? (versi PSSI) Karena LPI tidak mendapat ijin dari PSSI. Kenapa tidak dapat ijin ? Apakah karena LPI tidak memberikan "fee" kepada PSSI ? Kenapa ada Coppa Indonesia ? Karena Coppa Indonesia memberikan "fee" kepada PSSI. Kenapa PSSI merasa terancam dengan hadirnya LPI ? Karena LPI lebih profesional tanpa mengandalkan APBN dan APBD dari klub yg notabene membantu "menyuburkan" neraca R/L PSSI. 11. Mbak, kenapa ayah anda gk mau PSSI dipimpin oleh George Toisutta atau Arifin Panigoro ? Padahal jelas program mereka untuk memajukan persepakbolaan Indonesia sangat nyata. Koq lebih memilih status quo ya mbak, apa karna ayah anda tidak punya "kekuasaan" lagi, keluarga anda gk bisa hidup ? (buktikan) 12. Ayah anda selalu menggunakan kata "demokrasi" dalam berbagai kesempatan. Apakah salah bila saya mengartikan demokrasi adalah : Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat ? (karena ini konteks sepakbola, maka rakyat disini adalah suporter dan masyarakat pecinta sepakbola) 13. Ayah anda selalu menggunakan kata "statuta" dalam berbagai kesempatan. Tapi koq kenapa "statuta" yg dimaksud hanya untuk kepentingan pribadi dan golongannya, mereka-reka statuta agar mengganjal pihak laen, mereka-reka statuta agar bisa memuluskan diri sendiri. Sekian dulu mbak, saya gk mau mempermasalahkan pihak pengadilan Samarinda yg telah mengganjal ayah anda, silahkan berjalan karna itulah proses hukum. Sampaikan salam saya kepada ayah anda, terimakasih telah memimpin PSSI selama 2 periode ini dengan segala baik & buruknya. Jangan jadikan PSSI sebagai ajang kekuasaan, jadikan PSSI sebagai wadah untuk memajukan persepakbolaan Indonesia. BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun