Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Jokowi, Sampeyan Dapat Uang Lembur Ndak?

20 Februari 2013   15:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:59 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi, mungkin saat ini kepopulerannya bisa dikatakan melebihi seorang presiden. Setiap harinya, media cetak/elektronik tak pernah ketinggalan meng-update berita mengenai sepak terjang Jokowi. Tak hanya di "straight news", Jokowi sering pula tampil di acara infotainment di salah satu stasiun televisi swasta.

Kenapa sampai infotainment getol memberitakan sosok seorang Jokowi? Tentu saja ini tak lepas dari kepopulerannya yang tentunya bagi pembuat program acara menjadi daya tarik tersendiri, dalam kata lain merupakan "penarik ratting". Konteks yang diusung pun memang terlihat humanis, dimana kebanyakan artis merupakan warga DKI, sehingga artis yang warga DKI tersebut diusung sebagai balance untuk tanggapan terhadap kinerja Jokowi. Tak dapat dipungkiri, banyak masyarakat tak terkecuali artis, sangat mengapresiasi apa yang telah Jokowi perbuat untuk mengabdi demi kepentingan khalayak dengan slogan "JB", Jakarta Baru.

Baru-baru ini, ada sedikit hal yang aneh mengenai pemberitaan Jokowi. Aneh dalam konteks "memanusiakan manusia" atau boleh disebut toleransi/tenggang rasa. Sebagaimana kita bisa simak di berbagai media, bahwa Jokowi pada Sabtu-Minggu (16-17/2) "keluar" dari Jakarta untuk kepentingan menghadiri kampanye jelang Pilkada Jabar untuk pasangan nomor urut 5, yakni Rieke Dyah Pitaloka - Teten Masduki. Bersama Megawati Soekarno Putri, Rano Karno, dan sederet fungsionaris partai, Jokowi menjadi juru kampanye guna mendukung pemenangan pasangan PATEN di Pilkada Jabar 2013 kali ini.

Disini kami tidak akan membahas mengenai sanksi yang diterima oleh pasangan PaTen karena menggandeng Jokowi yang "katanya" belum mengajukan ijin cuti. Memang ada yang ganjil, bila Jokowi yang dinyatakan bersalah atas ijin cuti, kenapa pasangan PaTen yang mendapat sanksi? Mungkin bisa benar apa yang dikatakan Rieke Dyah Pitaloka, (kurang-lebih begini) "Saya kalau mau ditembak, apanya yang ditembak? Korupsi, tidak. Melanggar apa juga tidak. Jadi sanksi ini (atas permasalahan ijin Jokowi) sungguh mengada-ada."

Sudahlah, kita tinggalkan Pilkada Jabar dan kembali fokus pada tema kali ini.

Masyarakat Jakarta maupun nasional tentunya bisa menyimak bahwasanya Jokowi-Ahok seringkali bekerja seperti tak kenal waktu. Tak peduli hingga malam hari blusukan, atau hari libur pun tetap mengagendakan sejumlah "pengabdian" kepada konstituennya. Bila diibaratkan seorang tenaga kerja, entah berapa banyak uang lembur yang akan diterima oleh Jokowi-Ahok karena seringkali bekerja hingga malam, dan juga di hari libur. Tapi apakah Jokowi-Ahok juga meminta kompensasi atas kinerjanya yang seperti "over the limit" tersebut? Setidaknya hingga saat ini tidak ada satupun berita yang mengabarkan Jokowi-Ahok menuntut uang lembur. (wuekekekek, ora woyooo ora popo, yang penting uyeeeeee)

Dus, kalau sudah begini, apakah tepat bila sebagian khalayak mempermasalahkan ijin cuti Jokowi yang menghadiri kampanye jelang Pilkada Jabar? Bila mempermasalahkan ijin cuti yang notabene Jokowi menghadiri kampanye di akhir pekan tersebut, siap atau tidak bila orang-orang tersebut memperjuangkan "uang lembur" atas Jokowi-Ahok yang bekerja seperti dalam sebuah sinetron stripping ??? Ayo, bagi yang mempermasalahkan ijin cuti, silahkan perjuangkan juga Jokowi-Ahok, karena beliau juga manusia biasa yang bisa saja merasa lelah, capek, tidak sehat, dan juga harus memikirkan keluarga :p

Akhir kata, bila ingin mempermasalahkan ijin cuti Jokowi, mending sekalian dech tuntut Jokowi karena menghadiri Kompasiana MODIS di hari kerja (Kamis, 7/2), hayo berani ndak? Hehee

* * * * * * *

follow twitter : @BubupTweet
https://twitter.com/bubuptweet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun