Tulisan ini dibuat untuk cat-lovers berdasarkan pengalaman pribadi. Memasuki era bisnis online yang merebak seperti cendawan di musim penghujan, segala sesuatu bisa kita dapatkan secara online. Dari bermacam t-shirt, tas, sepatu, elektronik, souvenir, dll. Saya sendiri beberapa kali membeli barang secara online, ada yang lancar namun ada juga yang kurang lancar. Namun dari yang kurang lancar tersebut, saya merasa sedikit lega karena pihak penjual menanggapi komplain saya dengan serius dan akhirnya saya pun tidak merasa dikecewakan. TAPI TIDAK UNTUK YANG SATU INI : "PAN-PAN CAT HOUSE" atau "PAN-PAN PETSHOP" Berawal dari kakak saya yg ada di Purbalingga kangen sama Elby (kucing kesayangan kami yang ada di Bandung). Maka kakak saya menghubungi adik saya yang ada di Jakarta untuk meminta dicarikan seekor kucing sebagai obat kangennya sama Elby. Adik saya pun browsing di Facebook dan nemuin petshop bernama Pan-pan Cathouse yang beralamat di Purbalingga. Adik saya tertarik dengan petshop ini karena letaknya di Purbalingga sehingga dekat dengan kakak saya yang berada di Purbalingga juga. Setelah melihat-lihat album, adik saya tertarik dengan satu kucing persia yang ditawarkan seharga 1,5 juta. Negosiasi pun berlangsung (19/4) dan akhirnya deal harga 1,2 juta, dan bisa diantar ke rumah kakak saya yang ada di Purbalingga tanpa tambahan ongkos kirim. Adik saya memberikan no.hp kakak saya ke pihak Pan-pan Cathouse untuk konfirmasi pengiriman. Pagi (20/4) sekitar pukul 09.30 pihak Pan-pan Cathouse mengantarkan kucing ke rumah kakak saya. Sore harinya kakak saya bertanya kepada pihak Pan-pan Cathouse tentang adanya bercak hitam yang ada pada kuping kucingnya. Pihak Pan-pan Cathouse mengkonfirmasi bahwa itu hanya kotoran kuping biasa. Dengan jawaban itu, maka kakak say merasa tenang karena (dikira) cuma kotoran biasa saja. Tapi kemudian (22/4) kakak saya heran, karena bercak hitam pada kuping kucingnya semakin membesar dan mirip dengan gudig atau penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Lebih parahnya gudig itu sampai mengakibatkan bulu disekitar area kuping jadi rontok dan terjadi iritasi menyerupai bubuk kopi. Kakak saya pun menginformasikan hal ini kepada adik saya yang ada di Jakarta. Ketika adik saya mengkonfirmasi tentang hal ini ke pihak Pan-pan Cathouse, ternyata pihak Pan-pan Cathouse ini berkelit dari tanggung jawab dengan berdalih kucingnya telah divaksin, jadi mereka tidak mengakui bahwa kucing yang dikirim itu berpenyakit. LOGIKANYA : "Tak mungkin jamur berkembang biak hingga menimbulkan iritasi hanya dalam waktu 2 hari" Boro-boro memberi solusi akan bertanggung jawab akan mengobatinya, tapi malah pihak Pan-pan Cathouse menyarankan agar kucingnya dibawa ke dokter (gk usah disuruh pun gue juga tau kalo kucing sakit itu dibawa ke dokter, tapi otak ente kemana, tanggung jawab ente dimana). Saya jadi curiga, entah ini pembohongan dari pihak Pan-pan Cathouse saja atau ada konspirasi negatif oleh Pan-pan Cathouse dengan dokter yang memberi vaksin. Kami sudah kecewa dengan tidak adanya itikad baik dari pihak Pan-pan yang seolah (atau lebih tepatnya MEMANG) lempar tanggung jawab ini. Kami juga gak mau ke dokter yg "katanya" memvaksin tersebut, mending nyari dokter lain yg lebih kompeten karena takutnya si dokter itu sudah "kongkalingkong" dengan pihak Pan-pan Cathouse. Sungguh sangat disayangkan bukannya menjaga hubungan baik dengan pelanggan, eeeh ini malah tak menjaga keluhan pelanggan dan malah lempar tanggung jawab.
