[caption id="attachment_213855" align="aligncenter" width="480" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"][/caption] Saling tarik-ulur dan saling melempar tanggung jawab makin santer dan nyaring sekali terdengar di media pasca Kongres PSSI di saat-saat terakhir jelang Kongres FIFA. Dari banyak info tersebut, inyonge jadi makin sadar saja memang nyata adanya "hal yang nggak beres" di Kepolisian kita. Apalagi beberapa bulan yang lalu terbukti jelas bahwa Kepolisian RI turut andil dalam kekisruhan di persepakbolaan kita (selengkapnya baca di sini). Sudah inyong katakan bahwasanya Kepolisian memanglah turut andil sebagai pihak yang memelihara subur kekisruhan sepakbola ini, entah karena kepentingan tertentu, entah karena deal-deal tertentu, atau entah karena bargaining position. Update terbaru bisa kita lihat bahwasanya PSSI menggelar kongres di Palangkaraya, sedangkan KPSI yang dapat mandat dari organisasi "kelas dunia" seperti VIVA juga menggelar kongres tandingan di Jakarta. Inyong dan jutaan orang lainnya pasti jadi makin heran atas sikap yang ditunjukkan oleh institusi besar di Indonesia seperti Kepolisian RI ini. Pasalnya, Kepolisian berlaku diskriminatif dengan melakukan sabotase untuk menggagalkan Kongres PSSI di Palangkaraya dengan menyegel ruangan arena kongres, sedangkan di sisi lain Kepolisian membiarkan acara kumpul-kumpul dan hura-hura yang dilaksanakan oleh KPSI di Jakarta yang menggunakan kedok atas nama Kongres PSSI. Padahal, seperti yang sudah cetha wela-wela nyulek mata (jelas, -red) bahwa organisasi resmi pengelola sepakbola di Indonesia yang sah dibawah supervisi FIFA dan AFC adalah PSSI, bukan KPSI yang merupakan badan ad hoc. Disinilah menariknya, siapakah yang seharusnya bertanggung-jawab atas pintu arena kongres yang digembok itu, kini jadi bola panas yang saling dilemparkan oleh beberapa pihak. Pagi (10/12) pun sudah santer berita yang menyebutkan "Polisi Daerah Kalimantan Tengah mengunci ruangan rapat di Hotel Aquarius, Palangkaraya, sekira pukul 07.00 WIB. Aparat keamanan beralasan, kongres tidak mendapat rekomendasi dari Menpora,"seperti yang bisa dibaca di sini. "Kongres Luar Biasa PSSI tidak disetujui karena tidak mengantongi izin dari pemerintah pusat untuk menggelar kegiatan tersebut, sehingga kepolisian tidak dapat memberikan izin," kata AKBP Pambudi yang merupakan Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Tengah. (mediaindonesia.com) Atau mungkin pak Pambudi sudah lupa akan hukum serta pasal-pasal yang mengatur perjamuan (kerumunan massa) seperti kongres? Sampai-sampai secara tak langsung sudah terbantahkan oleh yang berikut ini : "Untuk kegiatan seminar, kongres dan semacamnya tidak memerlukan izin. Hanya surat pemberitahuan saja," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Suhardi Alius kepada Media Indonesia. Polda Kalimantan Tengah yang memang jadi sasaran tembak pun kemudian membalikkan serangan ini ke Plt Menpora, Agung Laksono, dan kemudian berbalas kembali "Soal kunci ruangan kongres dan izin kongres, itu bukan pihak kami yg miliki wewenang. Soal izin itu ada di pihak lain. Wewenang Kemenpora hanya untuk memberi rekomendasi. Kami sudah menjelaskan itu kepada Kapolda (Kalimantan Tengah)," ujar Agung dalam jumpa pers di Kantor Kemenpora seperti yang dikutip dari detiksports. Saling lempar tanggung jawab antara pihak Polda Kalimantan Tengah yang menyegel ruang arena Kongres PSSI di Aquarius Boutique Hotel dengan pihak Kemenpora yang saling lempar layaknya sedang bermain freesbi di pantai Hawaii, akhirnya bertambah konyol saat ada statement dari Polri berikut ini : "Masalah ruangan dikunci itu (Palangkaraya) bukan dari kepolisian tapi dari manajemen hotel. Ini perlu diluruskan dan tidak ada pembedaan untuk kedua organisasi itu," tambah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar. [caption id="attachment_213856" align="aligncenter" width="336" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"]
twitter: @bubup_pw [caption id="attachment_213860" align="alignleft" width="270" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"]
1355178128708996050
[/caption] [caption id="attachment_213861" align="alignright" width="270" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"]
13551781641467961905
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H