Sudah dua pekan ini kita dimanjakan oleh media dengan pemberitaan seorang anggota Brimob yang begitu kreatif merekam aksi pribadinya. Aksi lip-sing dan gerakan menari ala India tersebut diunggah di YouTube oleh salah seorang temannya. Banyak dukungan mengalir kepada Briptu Norman Kamaru, meski pada awalnya sempat mendapat sanksi dari komandan di kesatuannya.
Dukungan terhadap Briptu Norman ini mengalir dari berbagai pihak, mulai dari kepolisian sendiri, artis, masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat. Bahkan dalam situs jejaring sosial Facebook pun ada beberapa "fan page" yang menyatakan dukungannya kepada Briptu Norman.
Berawal dari video yang diberi judul "Polisi Gorontalo Menggila" inilah Briptu Norman mendadak tenar bak artis papan atas. Tampil di beberapa acara semisal Bukan Empat Mata, Barometer, Opera Van Java, atau menjadi bintang tamu di sinetron Islam KTP pun seakan menambah kesibukan Briptu Norman meski kapolri pun memberikan ijin untuk itu.
Masyarakat pun sebenarnya juga berharap bahwa dukungannya terhadap Briptu Norman ini tidak dimanfaatkan oleh pihak kepolisian untuk pencitraan semata. Masyarakat pasti tak ingin karena kejadian Briptu Norman ini lantas permasalahan semisal "rekening gendut" jadi seakan dilupakan. Sah-sah saja bila kepolisian membangun pencitraan, namun alangkah bijaksananya apabila kepolisian juga menunjukkan prestasinya untuk menjawab segala keraguan dari masyarakat.
Meski melayani masyarakat adalah semboyan dari kepolisian, namun masyarakat juga tidak sependapat apabila Briptu Norman ini seolah menjadi korban dari pencitraan polisi. Toh Briptu Norman juga manusia, tak perlu diforsir tenaganya untuk hal-hal yang (sebenarnya) diluar konteksnya sebagai petugas kepolisian.
Itulah kekuatan sebuah ke"idealis"an, dengan sebuah pemikiran segar dapat meruntuhkan segala "pakem" yang telah ada. Disinilah hal menariknya, karena seperti yang kita ketahui bahwa kemana-mana seorang Briptu ini dikawal juga oleh Kombes (Boy Rafli Amar), meski hal ini dibantah bahwa untuk kontrol pengawasan seperti yang ditugaskan oleh kapolri. Yang lebih menarik lagi adalah, Kombes Boy ini dikabarkan juga akan menjadi manajer untuk album yang menampilkan Briptu Norman. Entah bagaimana selanjutnya, kita tunggu saja kiprah Briptu Norman yang fenomenal ini, semoga saja kepolisian juga akan lebih giat lagi melayani masyarakat dan memberi sebuah prestasi nyata.
Semoga juga dengan adanya kejadian "Briptu kemana-mana dikawal Kombes" ini, masyarakat tak akan berhenti untuk bermimpi meraih kesuksesan, karena berawal dari mimpilah hal-hal yang sangat luar biasa bisa terjadi (asal buruan bangun dan berkarya, jangan kebanyakan bermimpi).
Buat Briptu Norman, semoga dapat menjalani semuanya dengan baik dan tak perlu "ngoyo" atau memaksakan diri (berkaca pada kejadian Mbah Surip). Semoga makin eksis didalam maupun diluar tugasnya sebagai kesatuan kepolisian.
* * * * * * *
¤> R-82 :
akhirnya bisa posting juga bang, ahiakz :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H