Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Dulu K-78 Bikin Ulah, Kini K-14

14 Oktober 2011   16:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:57 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Besok (15/10) adalah target yang ditentukan PSSI dan di amini oleh AFC untuk mulai menjalankan roda kompetisi sepakbola di Indonesia. Seperti kata Budiarto Shambazy (wartawan senior) malam ini di perbincangan tv0ne, AFC menginginkan kompetisi dimulai, AFC tidak mau mengetahui apakah peserta suka atau tidak suka, bahkan bila yang mengikuti 10 klub pun itu sudah sesuai standart minimal oleh AFC.

Kondisi terbaru saat ini adalah, disinyalir sebanyak 14 klub yang mulai akrab disebut dengan sebutan "K-14" memutuskan untuk mogok mengikuti kompetisi. Hal ini ditegaskan oleh juru bicara K-14, Harbiansyah. K-14 selalu menggunakan statuta kongres era Nurdin Halid di Bali sebagai senjata. Diantaranya adalah, pengelola ISL adalah Badan Liga Indonesia, dan klub yang tergabung dalam K-14 menginginkan 99% saham klub diberikan kepada klub dan untuk PSSI mendapatkan saham 1%. Bicara tentang kompetisi, Liga Indonesia level 1 kini dikelola oleh PT Liga Prima. Apakah harus menggunakan segala tetek bengek yang mungkin tidak penting tentang semua hal menyangkut BLI era NH dan ISL-nya? Demi kepentingan sepakbola, harusnya setiap insan sepakbola dapat membedakan mana yang paling urgent dan mana yang bisa ditunda. Mengenai saham, di era Nurdin Halid berapa % saham yang diberikan klub, 1% betul atau tidak? Sangat aneh bila tiba-tiba klub minta 99% saham mengacu pada kongres di Bali, seperti yang kita ketahui bersama saat itu NH cs sedang banyak sekali melakukan manuver-manuver demi mengamankan posisinya. Masih ingat acara "jalan-jalan" ke luar negeri menjelang kongres? Ada yang bisa memberi tahu saya tentang hasil jalan-jalan tersebut? Tak terkecuali saham, bukan tak mungkin itu adalah manuver NH cs semata.
Ada yang bisa memberi tahu ke saya mengenai kongres di Bali?
Apakah ada suporter yang ikut menyaksikan?
Jangan bergurau kawan, jangankan suporter, wartawan saja tidak bisa meliput. Wartawan hanya boleh menyaksikan dari luar, ketika kongres dinyatakan selesai baru kemudian wartawan diundang untuk "dicekoki" hasil kongres Bali tanpa tahu bagaimana proses pengambilan keputusan tersebut. Persibo, Persema, PSM yang terkena sanksi yang "katanya" via kongres Bali, ada wartawan yang menyaksikan prosesnya?

Standart aneh yang dikemukakan Harbiansyah

Besok (15/10) Persib akan menjalani laga pembukaan kompetisi, hal aneh dikemukakan oleh Harbiansyah adalah Persib (yang termasuk K-14) akan tetap menjalani laga pembuka itu tapi kami (K-14) hanya akan menganggap pertandingan itu sebatas laga persahabatan, bukan kompetisi resmi. Sungguh aneh bila suatu pertandingan berlisensi kompetisi PSSI, AFC, FIFA, tapi hanya dianggap suatu lelucon belaka. Apakah tidak berpikir, yang namanya mengikuti pertandingan itu artinya setuju menjalani roda kompetisi, lha ini koq mau bertanding tapi tidak mau menganggap itu sebagai kompetisi resmi. Mau jadi apa kalau coba kalau kompetisi legal dari FIFA/AFC hanya dijalani sebagai lelucon belaka.

Nurdin Halid, K-78, dan K-14

Bukan bermaksud menggurui atau memprovokasi, coba kita tengok sejarah beberapa bulan ke belakang. Siapa yang selalu bikin ribut di dunia sepakbola kita?

1. Nurdin Halid cs
Kebohongan-kebohongan era Nurdin Halid banyak terkuak, hingga ada pihak yang mendirikan kompetisi tandingan LPI yang diterima masyarakat dan memberi asa baru sebuah kompetisi tanpa APBD. Pemerintah atas desakan suporter akhirnya membekukan kepengurusan Nurdin Halid, hal ini diperkuat oleh surat FIFA yang menyatakan era Nurdin Halid adalah kepemimpinan yang tidak kompeten dan FIFA membentuk tim rekonsiliasi.
(bisa dibaca di tulisan saya terdahulu, saya adalah yang terang-terangan menentang Nurdin Halid dalam bentuk tulisan)

2. K-78
Masa rekonsiliasi dimulai, masalah sepertinya belum mau menjauh dari persepakbolaan kita. Kelopok yang sering disebut K-78 bersikeras mengajukan George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai ketum-waketum PSSI. Kengototan ini berbuntut panjang hingga kongres di Jakarta pun sempat ditunda dan diputuskan berlanjut di Solo. Sosok yang menghambat ini adalah K-78 dengan segala manuvernya. Akhirnya FIFA menjelaskan ulang tentang keputusan 4 nama (NH, NB, GT, AP) tidak boleh mencalonkan diri pada periode rekonsiliasi ini.
(bisa dilihat lagi di tulisan terdahulu, saya adalah termasuk yang paling vokal menyuarakan agar GT, AP, K-78 tidak ngotot dan mau legowo membatalkan niatnya)

3. K-14
Kini marak yang namanya Kelompok-14 yang tidak menginginkan bergulirnya kompetisi. Bukan bermaksud menyombongkan kesimpulan mengenai "biangkerok" (poin 1&2) yang saya prediksi, tapi K-14 inilah yang membawa aura negatif bagi persepakbolaan. Harbiansyah selalu berpegan pada kongres di Bali, padahal masyarakat tidak tahu seperti apa jalannya kongres yang dipimpin oleh ketum tidak kompeten dan kredibel (menurut FIFA) itu.

Saya nich, daripada simpati kepada K-78 dan K-14, mending simpati sama R-82. Ada yang bisa bantu saya buat nyariin R-82 seorang cewek imut sebagai pacar???

~~{{(("P.S.K"))}}~~
Pojok Sepakbola Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun