Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Berkurangnya Simpati Publik Terhadap Persipura

8 Desember 2011   13:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40 1826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Siapa yang berani menyangkal Persipura adalah tim yang dihuni oleh pemain-pemain berkualitas? Saya rasa tidak ada, semua pecinta sepakbola di Indonesia pasti angkat topi tanda salut terhadap prestasi Persipura beberapa tahun belakangan ini. Siapa yang tidak kenal nama-nama besar seperti Hamka Hamzah, Ricardo Salampessy, Zah Rahan, Bio Paullin, Beto Goncalves, Emanuelle Wanggai, hingga striker jempolan seperti Titus Bonai yang di Sea Games November lalu makin melejitkan namanya sebagai penyerang yang sangat berkelas dan memiliki skill diatas rata-rata penyerang di Indonesia pada umumnya.

Pada masa sebelum ini, coba tengok di media-media sosial atau di forum-forum diskusi sepakbola, tak ada satu pun yang berkomentar negatif maupun jelek kepada klub Persipura. Ditengah maraknya perseteruan Bobotoh Maung dengan Jakmania di forum-forum diskusi tersebut, semua pasti seia sekata bila sudah berbicara mengenai Persipura yang memang bisa dikatakan sebagai tim terbaik di Indonesia saat ini. Juara Indonesia Super League musim lalu ini selalu menjadi perbincangan hangat dimana-mana, mulai dari sekolah, kantor, warung kopi, hingga pasar, selalu saja ada perbincangan mengenai Persipura atau pemain-pemainnya yang sangat mumpuni. Tak hanya itu, Jacksen F Tiago yang saat ini menukangi Persipura pun tak lepas dari buah bibir. Pelatih yang dulunya juga sudah malang melintang bertahun-tahun di Liga Indonesia sebagai pemain ini dinilai sangat jeli dan dapat memanfaatkan bakat-bakat alamiah anak-anak Papua untuk dididik menjadi pemain top. Bukan hanya itu, Jacksen juga mampu meracik strategi dengan memadukan para pemain Papua, pemain Indonesia lainnya, dan para pemain asing yang didatangkan. Nyaris, secara keseluruhan tak ada yang mengatakan hal negatif tentang Persipura.

Mengikuti perkembangan terkini dari Persipura yang ternyata telah dicoret AFC untuk dapat mengikuti ajang Liga Champion Asia 2012, di beberapa forum diskusi dapat kita simak sebuah fenomena yang sepertinya baru sekarang dapat kita saksikan, bahwa respek masyarakat terutama yang melek teknologi (bahasa kasarnye, yg sering onlen gitu jek) sedikit berkurang terhadap Persipura. Tak perlu jauh-jauh, di Kompasiana sendiri dapat kita simak tidak sedikit pula yang mensiratkan hal yang menjurus negatif kepada Persipura. Hal ini tak lepas dari kisruhnya para suporter Persipura yang tidak puas karena AFC telah mencoret dari daftar peserta Liga Champion Asia 2012.

PSSI sebenarnya sudah mewanti-wanti kepada Persipura, bahkan mengirim utusan langsung ke Papua untuk merangkul Persipura untuk turut berlaga di Indonesia Premiere League, kompetisi yang digulirkan oleh PSSI. Ternyata tawaran hanya bertepuk sebelah tangan, ketua umum Persipura, Benhur Tomi Mano telah tegas lebih memilih berlaga di Indonesia Super League yang dikoordinir oleh PT Liga Indonesia dengan alasan tidak setuju kompetisi dengan 26 klub seperti digagas oleh PSSI. Bukan hanya itu, alasan pembagian saham yang tidak sesuai dengan amanat Kongres Bali juga menjadi alasan Persipura untuk tidak mau berlaga di IPL (soal saham, baca artikel berjudul "PSSI? Hutang Lagi, Hutang Lagi!"). Masih segar di ingatan kita, ketika itu segenap jajaran pengurus Persipura mantap memilih berlaga di ISL dan tidak takut dengan segala macam sanksi dan ancaman dari PSSI (bisa search di google dengan ketik kata kunci "persipura tidak takut", ada banyak artikel tentang ini). Sampai disini, publik masih bisa angkat jempol dengan keberanian Persipura dan sadar akan seberapa besar resiko yang akan diterimanya di kemudian hari, termasuk yang terberat mungkin adalah pencabutan sebagai anggota PSSI. Kini, kenyataan berbicara lain, Persipura memprotes keras kepada PSSI dan mengancam akan menggerakkan massa dalam jumlah besar karena Persipura dicoret oleh AFC dari daftar peserta LCA 2012. Kita mungkin juga masih jelas teringat bahwa alasan Persipura untuk tampil di ISL karena ada janji dari Djoko Driyono yang berjanji bahwa Persipura tetap bisa tampil di ajang LCA. Yang kita lihat sekarang ini adalah kubu Persipura menyalahkan PSSI karena gagal tampil di LCA, padahal bila ditilik ke belakang PSSI sudah mewanti-wanti dan ternyata pengurus Persipura lebih memilih bergabung dengan Djoko Driyono dan segala macam janjinya. Adakah disini PSSI menjanjikan 'sesuatu' kepada Persipura? Jawabnya: Persipura Mania harusnya menuntut tanggung jawab atas gagal tampilnya Persipura di LCA kepada pengurus klub dan Djoko Driyono.

Itulah sekelumit hasil investigasi asal-asalan versi P.S.K untuk dibagikan disini. Semoga berkurangnya respek dan simpati dari non-Persipura Mania, menjadi pembelajaran bagi kita untuk bisa lebih dewasa lagi bersikap sebagai suporter.

* * * * *

~~{[["P.S.K"]]}~~
Pengamat Sepakbola Koplaksiana

oleh : Bubup Prameshwara SH (Specialis Humor)
Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun