Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Inilah yang Menyegel Arena Kongres PSSI di Hotel Aquarius

10 Desember 2012   22:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:52 6449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_213855" align="aligncenter" width="480" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"][/caption] Saling tarik-ulur dan saling melempar tanggung jawab makin santer dan nyaring sekali terdengar di media pasca Kongres PSSI di saat-saat terakhir jelang Kongres FIFA. Dari banyak info tersebut, inyonge jadi makin sadar saja memang nyata adanya "hal yang nggak beres" di Kepolisian kita. Apalagi beberapa bulan yang lalu terbukti jelas bahwa Kepolisian RI turut andil dalam kekisruhan di persepakbolaan kita (selengkapnya baca di sini). Sudah inyong katakan bahwasanya Kepolisian memanglah turut andil sebagai pihak yang memelihara subur kekisruhan sepakbola ini, entah karena kepentingan tertentu, entah karena deal-deal tertentu, atau entah karena bargaining position. Update terbaru bisa kita lihat bahwasanya PSSI menggelar kongres di Palangkaraya, sedangkan KPSI yang dapat mandat dari organisasi "kelas dunia" seperti VIVA juga menggelar kongres tandingan di Jakarta. Inyong dan jutaan orang lainnya pasti jadi makin heran atas sikap yang ditunjukkan oleh institusi besar di Indonesia seperti Kepolisian RI ini. Pasalnya, Kepolisian berlaku diskriminatif dengan melakukan sabotase untuk menggagalkan Kongres PSSI di Palangkaraya dengan menyegel ruangan arena kongres, sedangkan di sisi lain Kepolisian membiarkan acara kumpul-kumpul dan hura-hura yang dilaksanakan oleh KPSI di Jakarta yang menggunakan kedok atas nama Kongres PSSI. Padahal, seperti yang sudah cetha wela-wela nyulek mata (jelas, -red) bahwa organisasi resmi pengelola sepakbola di Indonesia yang sah dibawah supervisi FIFA dan AFC adalah PSSI, bukan KPSI yang merupakan badan ad hoc. Disinilah menariknya, siapakah yang seharusnya bertanggung-jawab atas pintu arena kongres yang digembok itu, kini jadi bola panas yang saling dilemparkan oleh beberapa pihak. Pagi (10/12) pun sudah santer berita yang menyebutkan "Polisi Daerah Kalimantan Tengah mengunci ruangan rapat di Hotel Aquarius, Palangkaraya, sekira pukul 07.00 WIB. Aparat keamanan beralasan, kongres tidak mendapat rekomendasi dari Menpora,"seperti yang bisa dibaca di sini. "Kongres Luar Biasa PSSI tidak disetujui karena tidak mengantongi izin dari pemerintah pusat untuk menggelar kegiatan tersebut, sehingga kepolisian tidak dapat memberikan izin,"  kata AKBP Pambudi yang merupakan Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Tengah. (mediaindonesia.com) Atau mungkin pak Pambudi sudah lupa akan hukum serta pasal-pasal yang mengatur perjamuan (kerumunan massa) seperti kongres? Sampai-sampai secara tak langsung sudah terbantahkan oleh yang berikut ini : "Untuk kegiatan seminar, kongres dan semacamnya tidak memerlukan izin. Hanya surat pemberitahuan saja," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Suhardi Alius kepada Media Indonesia. Polda Kalimantan Tengah yang memang jadi sasaran tembak pun kemudian membalikkan serangan ini ke Plt Menpora, Agung Laksono, dan kemudian berbalas  kembali  "Soal kunci ruangan kongres dan izin kongres, itu bukan pihak kami yg miliki wewenang. Soal izin itu ada di pihak lain. Wewenang Kemenpora hanya untuk memberi rekomendasi. Kami sudah menjelaskan itu kepada Kapolda (Kalimantan Tengah)," ujar Agung dalam jumpa pers di Kantor Kemenpora seperti yang dikutip dari detiksports. Saling lempar tanggung jawab antara pihak Polda Kalimantan Tengah yang menyegel ruang arena Kongres PSSI di Aquarius Boutique Hotel dengan pihak Kemenpora yang saling lempar layaknya sedang bermain freesbi di pantai Hawaii, akhirnya bertambah konyol saat ada statement dari Polri berikut ini : "Masalah ruangan dikunci itu (Palangkaraya) bukan dari kepolisian tapi dari manajemen hotel. Ini perlu diluruskan dan tidak ada pembedaan untuk kedua organisasi itu," tambah Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar. [caption id="attachment_213856" align="aligncenter" width="336" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"]

13551772351422511640
13551772351422511640
[/caption] Uwislaaaaah, inyonge kemekelen ngguyu ana dagelan kayak kiye :mrgreen: Menpora ngeles, eeeeeh statemen konyol Polri justru semakin semrawut yang mengatakan bahwa yang mengunci pintu ball-room Hotel Aquarius adalah dari pihak hotel. Logika sederhananya saja dipakai, hotel kalau sudah dipesan untuk perjamuan ya tentu saja mempersilahkan pemesan untuk mempergunakan fasilitas tersebut. Makin konyol lagi, acara kumpul-kumpul para loyalis KPSI di Jakarta berlangsung dengan aman, damai, sentosa, tenang, nyaman, dan santai serasa di pantai tanpa ada "gangguan" dari Kepolisian. Lantas siapa yang harus bertanggung jawab atas pintu ball-room yang digembok? Polda lempar ke Menpora, Menpora umpan lambung lagi ke Polda, Polda menggocek bola melewati beberapa pemain lawan kemudian langsung memberikan umpan terobosan ke pusat (Polri), Polri yang menerima umpan langsung diberikan kepada pihak Hotel, daaaaaaaaan.............. inyonge durung weruuuuhhhhhhh......... Sabar yaaa, saling lempar tanggung jawab sekarang baru berhenti di pihak manajemen hotel. Tentu kalau pihak hotel memberikan klarifikasi yang sebenarnya, bisa-bisa nanti pihak hotel akan disabotase dengan berbagai keanehan seperti kasus narkoba di hotel tersebut, kasus asusila, atau mungkin kasus transaksi narkoba yang direkayasa pihak-pihak tertentu yang merasa tercoreng atas klarifikasi pihak hotel. Dan pada akhirnya, bilamana pihak hotel ingin cari aman ya tinggal mengatakan "Yang mengunci adalah office boy kami, dia lupa kalau hari ini ada kongres". (Hmmz, bisa-bisa nanti tukang bikin kunci juga kena getah nich, hahaa) Ada satu hal yang mungkin terlupa dan tak ada di berita manapun juga mengenai kejadian ini. Apa itu? "Pintu digembok itu dengan maksud biar anggota PSSI yang hadir jadi ngamuk dan mendobrak pintu tersebut. Dengan demikian otak dibalik semua kejadian aneh ini akan tertawa lebar karena imej PSSI akan semakin jelek di mata publik seandainya hal tersebut terjadi sesuai skenario mereka" Tapi sayang, PSSI beserta anggota yang hadir dan perwakilan dari FIFA-AFC masih waras dan melanjutkan Kongres Luar Biasa dengan cara yang LUAR BIASA pula. Yakni menyelenggarakan kongres di lobi hotel sambil berdiri, setelah sebelumnya lagu Indonesia Raya begitu cetarrr membahana memenuhi semangat para peserta kongres.

twitter: @bubup_pw [caption id="attachment_213860" align="alignleft" width="270" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"]
1355178128708996050
1355178128708996050
[/caption] [caption id="attachment_213861" align="alignright" width="270" caption="ilustrasi oleh @iwaniwe"]
13551781641467961905
13551781641467961905
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun