Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ironis, Iklan Fertitest Tayang di Televisi

25 September 2011   01:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondom


Entah bagaimana awalnya iklan kondom boleh ditampilkan dalam iklan televisi. Secara langsung dengan adanya iklan di televisi, kondom menjelma menjadi produk komersial, artinya kondom dijual secara bebas dan siapapun bisa mendapatkan kondom (asal bayar loh ya). Secara tidak langsung kondom pun berubah sasaran, di Indonesia sendiri pada awalnya kondom ditujukan kepada pasangan suami istri sebagai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan. Mendapatkan kondom pun juga bukan di sembarang warung, paling tidak harus ke bidan atau apotek.


Di Indonesia dewasa ini penggunaan kondom telah berubah fungsi dan sasaran. Dari fungsi sebelumnya yang diharapkan untuk mendukung program KB, kini telah berubah sekedar hanya untuk bersetubuh dengan siapapun (tak peduli suami-istri atau bukan) agar tidak hamil atau terjadi penularan penyakit kelamin. Sasaran kondom pun kini berubah, bila sebelumnya penggunaan kondom ditujukan kepada pasangan suami-istri, kini setelah kondom jadi barang komersial yang dijual bebas, sasaran penggunaan kondom bertambah diperuntukkan bagi orang yang suka bergonta-ganti pasangan (si doyan seks, maupun penjaja seks itu sendiri). Tak hanya itu, kondom pun kini merambah sasaran kepada remaja yang notabene belum menikah. Mungkin kita masih ingat iklan kondom yang seolah memprovokasi remaja dengan jargon "Karena Cewek Suka Yang Aman" ditambah lagi "Safety Can Be Fun". Karena iklan tersebut secara frontal mendeskripsikan remaja, maka tak heran iklan ini seperti memprovokasi remaja dan seolah menyebarkan pesan bahwa "meski remaja, tetap bisa having sex tanpa harus hamil" (ckckck). Kondisi ini diperparah dengan tanpa adanya pengawasan dari pemerintah, bisa kita bayangkan seorang anak usia SMP saja dengan mudah bisa membeli kondom di minimarket maupun apotek.


Fertitest


Beberapa hari yang lalu saya kaget saat menyaksikan acara televisi pada kira-kira pukul 8 malam, saya melihat iklan fertitest tayang di televisi. Ini adalah pertama kalinya saya melihat iklan fertitest di televisi, hal ini sempat saya tanyakan pada istri saya dan dia bilang juga pernah melihat iklan tersebut sudah agak lama, tapi tayang pada jam off-peak (diatas pukul 10 malam). Sungguh sangat disayangkan, dikhawatirkan dengan adanya iklan fertitest (apalagi tayang pada pukul 7-10 malam) akan berakibat yang sama seperti kondom, yakni fertitest menjadi produk komersial yang mudah diperoleh di banyak tempat.


(sebentar mas, sedari tadi ngomongin fertitest mulu, fertitest itu apa toh?)

Ya, fertitest termasuk alat kontrasepsi yang berfungsi untuk membaca masa kesuburan wanita. Media yang digunakan pun sama seperti tes kehamilan, yaitu dengan menggunakan urine. Dengan fertitest, maka akan bisa diketahui apakah wanita tersebut dalam kondisi masa subur atau tidak. Bagi pasangan suami istri, alat ini tentu saja sangat berguna karena tidak semua istri mampu dengan tepat menghitung masa suburnya. Kondisi kesuburan tak hanya dipengaruhi oleh beberapa hal biologis, tapi juga faktor psikologis. Misalnya saja stres, stres berlebih diyakini dapat mengakibatkan tidak teraturnya masa kesuburan. Maka dengan adanya fertitest diharapkan mampu menolong pasangan suami istri yang masih ingin merencanakan masa kehamilan sang istri. (udah ye, penjelasannye segini aje, ntar dikira ngiklan, hahaa)


Nah dengan adanya iklan fertitest (apalagi pada jam sibuk) dikhawatirkan akan semakin 'akrab' di telinga para remaja. Sangat menakutkan bila ternyata peran fertitest digunakan untuk bersenang-senang layaknya kondom. Apalagi penggunaan kondom banyak yang beranggapan "kurang nyaman" saat digunakan untuk bersenggama, sedangkan fertitest berfungsi membaca situasi. Bila fertitest sudah menunjukkan masa tidak subur, alangkah bahayanya bila keadaan ini dimanfaatkan oleh pasangan yang belum menikah (sedang pacaran), keadaan ini makin rawan bila makin sering seperti itu.


Pada akhirnya, peran keluarga adalah hal mutlak yang harus diutamakan. Penanaman nilai moral dan nilai religi diharapkan mampu membentengi remaja dari hal-hal yang belum boleh dilakukan.


~~@{"P.S.K"}@~~

Pojok Sehat Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun