5. Rapat exco membahas kelanjutan ISL
Menurut FIFA, setiap federasi sepakbola di suatu negara berhak untuk mengatur jalan kompetisinya sendiri sesuai dengan role FIFA. PT Liga Indonesia yang mengelola ISL seolah tak mau kehilangan ladang pendapatannya, maka bergeraklah orang-orang lama dari pengurus yang tidak kompeten dan tidak kredibel (ini yg bilang FIFA loh) dibalik PT LI ini untuk merebut kembali jatah pengelolaan kompetisi. Sungguh aneh bila saat ini mengejar pengelolaan kompetisi, sedangkan laporan pertanggung-jawaban kompetisi maupun anggaran kompetisi musim lalu pun mereka tak bisa memberikan. Ketum Djohar Arifin saat membentuk PT Liga Prima Sportindo pun sebenarnya juga telah menginstruksikan untuk berkomunikasi dengan PT LI dengan tujuan semangat rekonsiliasi. Namun ternyata tak mudah bagi orang-orang lama ini untuk melepaskan ladang pendapatannya dari olahraga nomor satu di Indonesia ini. Dan akhirnya kini pun bisa ditebak, PT LI menginginkan merekalah yang akan mengelola kompetisi.
(padahal carut-marut musim lalu aja gk ada tanggung jawabnya)
Ya begitulah sepakbola kita, selalu diwarnai dengan intrik-intrik politis. Exco yang seharusnya bekerja demi kemajuan sepakbola, kini seolah menjadi biang ribut. Dari 9 anggota exco, siapa sajakah yang merupakan tokoh politis?
Anda bisa nilai sendiri :D
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI