Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Irfan Bachdim dan Nomor Punggung 17

1 Maret 2011   04:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Irfan Bachdim di Persema menggunakan nomor punggung 10, sedangkan saat membela timnas garuda (kemarin) menggunakan nomor punggung 17, karena nomor punggung 10 adalah Oktovianus Maniani.

Sekali-kali cobalah kita tengok di toko-toko yg menyediakan atribut olahraga, atau di emperan kaki lima, masih banyak yg menjual kostum timnas bernomor punggung 17 dengan nama IRFAN.

Saat saya menemui salah satu pedagang (maaf ya pak saya kemarin cuma tanya-tanya, gk beli apapun hehee) dan bertanya tentang kostum timnas tersebut inilah jawabnya :
"yg paling laku memang kostum nomor punggung 17 dengan nama Irfan, sama nomor punggung 9 dengan nama Gonzales mas"

"memang gk memproduksi dengan nomor punggung selain 17 dan 9 ya mas ?" tanya saya

"ini (dagangan) saya cuma di setorin mas, kalo yg beli sich rata-rata nyarinya ya dua nomor itu, kalo gk dua nomor itu ya paling nyari yg polos seperti ini" jawabnya seraya menunjukkan pada saya kostum timnas berwarna merah tanpa nomor punggung dan tanpa nama.

"kalo yg dengan nomor punggung itu (17 dan 9) kebanyakan kostum ukuran anak-anak mas, yg ukuran dewasa saya gk ngambil (gk stock) karna yg ukuran dewasa pada nyari yg polos" tambahnya sambil membersihkan kostum-kostum menggunakan kemoceng, karna memang jualannya di pinggir jalan dan dengan harga bervariasi antara 15.000-45.000 rupiah per kostum.

Terlepas dari segala kontroversi dari Irfan Bachdim yg sebagian bilang bahwa hanya "modal tampang", setidaknya sosok seorang Irfan Bachdim cukup memberikan kontribusi terhadap antusiasme masyarakat kepada persepakbolaan nasional yg selama dua dekade terakhir ini "miskin" gelar.

Meski kini Irfan tak memperkuat timnas, tapi bisa kita lihat animo masyarakat yg cukup tinggi menginginkan Irfan untuk dapat memperkuat timnas. Irfan pun tak hanya diam, seolah mempunyai "magnet" yg besar dia membuktikan kepiawaiannya dalam olah bola hingga kini pun menyandang predikat topskor sementara LPI. Tak hanya sampai disitu, Irfan pun ditunjuk sebagai duta mewakili ajang kompetisi sepakbola usia dini oleh salah satu produk minuman. Magnetnya pun sampai menarik produk shampo untuk menggunakan jasanya sebagai "hadiah" untuk terbang ke Inggris.

Apapun itu, kita masyarakat Indonesia ingin timnas yg benar-benar solid dan berkualitas tanpa ada diskriminasi.

BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun