Mohon tunggu...
Sri UlangSari
Sri UlangSari Mohon Tunggu... Guru - emak satu anak

Saya emak satu anak, namanya Ashalina Naladipa Zulaikha. Halo semua...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sedarah, September Berdarah

11 November 2019   21:51 Diperbarui: 11 November 2019   21:52 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SEDARAH (SEPTEMBER BERDARAH)
Untuk Randi

Berdiri di tengah gempuran senjata
Menantang moncongnya yang membara
Kaulah sosok pemberani itu.
Robohkan benteng tirani yang congkak
Meski tubuhmu robek oleh peluru

Kau tumbang tapi bukan mati konyol
Dadamu terhujam peluru tapi bukan untuk mundur
Kaulah pahlawan sesungguhnya kawan,

Sedarah, September berdarah.
Lawan penindasan, lawan ketidakadilan
Meski lagi-lagi rakyat kecil yang harus merintih.
Namun, perjuanganmu tak usai.
Mati satu tumbuh seribu.
Istirahatlah kawan,
Biar Kami lanjutkan perjuanganmu.

Jeneponto, September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun