Mohon tunggu...
MEMBARA
MEMBARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa pegiat Literasi untuk melestarikan cerita rakyat dan budaya di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Danau Toba

21 September 2024   16:14 Diperbarui: 21 September 2024   16:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu kala, di sebuah desa terpencil di pulau Sumatra, hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil dan hidup dari bertani. Suatu hari, saat Toba sedang memancing di sungai, ia menangkap seekor ikan yang sangat besar. Ikan itu sangat indah dengan sisik berkilauan seperti emas. Karena kagum dengan kecantikannya, Toba memutuskan untuk membawa ikan itu pulang.

Sesampainya di rumah, Toba meletakkan ikan di sebuah wadah berisi air. Ketika ia hendak memasak, Toba terkejut karena mendapati ikan itu berubah menjadi seorang wanita cantik. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai penjelmaan ikan yang telah Toba tangkap. Ia berkata bahwa ia adalah seorang putri yang dikutuk menjadi ikan karena melanggar aturan dari kerajaan langit. Sebagai tanda terima kasih karena tidak jadi dimakan, wanita itu menawarkan untuk menikah dengan Toba, tetapi dengan satu syarat: Toba tidak boleh pernah mengungkit asal-usul sang putri sebagai ikan kepada siapapun, bahkan dalam keadaan marah sekalipun.

Toba pun setuju, dan mereka menikah. Beberapa tahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak yang ceria namun sedikit nakal. Ia sering membantu ayahnya di ladang, tetapi karena anak-anak, terkadang ia tidak patuh dan malas.

Suatu hari, Samosir disuruh ibunya mengantarkan makanan untuk ayahnya yang sedang bekerja di ladang. Namun di tengah perjalanan, Samosir memakan sebagian besar makanan itu. Ketika Toba mendapati makanan yang diantarkan tinggal sedikit, ia menjadi sangat marah. Dalam amarahnya, ia mengucapkan kata-kata yang terlarang: "Dasar anak ikan!"

Seketika itu juga, langit menjadi gelap dan petir menyambar. Istrinya sangat kecewa dan berkata bahwa Toba telah melanggar janjinya. Sang istri kemudian membawa Samosir pergi, dan tiba-tiba air mengalir deras dari tanah, menggenangi desa dan membentuk sebuah danau besar. Toba tidak dapat menyelamatkan diri dan tenggelam dalam banjir tersebut.

Danau yang terbentuk dari kejadian ini kemudian dikenal sebagai Danau Toba, sementara pulau di tengahnya dinamai Pulau Samosir, sebagai penghormatan kepada anak Toba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun