Dahulu kala, hiduplah dua hewan kuat yang dikenal sebagai Sura, seekor hiu ganas, dan Baya, seekor buaya raksasa. Keduanya menguasai wilayah perairan dan daratan di sekitar selat yang kini menjadi Surabaya. Pada awalnya, Sura dan Baya hidup damai, saling berbagi wilayah kekuasaan. Sura menguasai lautan, sedangkan Baya menguasai daratan di sepanjang tepi sungai.
Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai saling berseteru karena merasa tidak puas dengan wilayah masing-masing. Sura, yang merasa berhak atas lebih banyak wilayah, mencoba mengambil alih kekuasaan di daratan yang merupakan wilayah Baya. Baya, tentu saja, tidak terima dengan tindakan Sura, sehingga pecahlah pertarungan sengit antara keduanya.
Pertarungan berlangsung lama dan dahsyat, menyebabkan kerusakan di darat dan laut. Gelombang besar menghantam pantai, dan pertempuran mereka mengguncang bumi. Pada akhirnya, kedua makhluk perkasa itu terluka parah dan saling menghancurkan, meninggalkan kisah tragis.
Nama "Surabaya" dipercaya berasal dari gabungan dua kata: Sura (hiu) dan Baya (buaya). Kisah ini melambangkan perjuangan yang gigih dan pantang menyerah, yang sering diartikan sebagai semangat warga kota Surabaya dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kisah ini juga diabadikan dalam ikon kota Surabaya, yaitu patung Sura dan Baya yang menggambarkan pertarungan keduanya, dan menjadi simbol dari ketangguhan kota ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H