Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda bernama Kebo Iwa di desa Pejeng, Bali. Kebo Iwa terkenal memiliki tubuh yang sangat besar dan kekuatan yang luar biasa. Selain itu, ia juga dikenal sangat rakus. Setiap hari, ia harus makan dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga penduduk desa harus bekerja keras hanya untuk menyediakan makanan bagi Kebo Iwa.
Meskipun penduduk desa merasa kewalahan, mereka tetap menyayangi Kebo Iwa karena ia selalu siap melindungi desa dari segala ancaman. Suatu hari, ada berita bahwa Kerajaan Majapahit, yang pada masa itu dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, ingin memperluas kekuasaan ke Pulau Bali. Tentara Majapahit berusaha menaklukkan Bali, tetapi gagal karena Kebo Iwa selalu berhasil melindungi tanah kelahirannya.
Mengetahui kekuatan Kebo Iwa yang sulit dikalahkan, Mahapatih Gajah Mada menggunakan tipu muslihat. Ia berpura-pura menawarkan persahabatan kepada Kebo Iwa dan mengundangnya ke Majapahit dengan dalih untuk memperbaiki candi yang sedang rusak. Kebo Iwa, dengan sifatnya yang polos dan percaya, menerima undangan tersebut.
Sesampainya di Majapahit, Kebo Iwa diminta untuk menggali sumur besar. Tanpa curiga, ia menggali sumur tersebut dengan kekuatannya yang luar biasa. Saat ia berada di dalam sumur yang sangat dalam, tentara Majapahit dengan cepat menimbun sumur tersebut dengan batu dan tanah, sehingga Kebo Iwa tidak bisa keluar. Ia akhirnya tewas di dalam sumur tersebut.
Dengan kematian Kebo Iwa, Bali akhirnya dapat ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit. Meskipun demikian, Kebo Iwa tetap dikenang sebagai pahlawan yang gagah berani dan simbol perlawanan rakyat Bali terhadap penjajahan.
Kisah ini tidak hanya menggambarkan tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang kebaikan hati, kecerdikan, dan kesetiaan pada tanah air, meski sayangnya Kebo Iwa tewas karena tipu muslihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H