Mohon tunggu...
MEMBARA
MEMBARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa pegiat Literasi untuk melestarikan cerita rakyat dan budaya di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Situ Bagendit

12 September 2024   01:38 Diperbarui: 12 September 2024   01:47 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu kala, di sebuah desa kecil di Jawa Barat, hiduplah seorang wanita kaya raya bernama Nyi Endit. Meski sangat kaya, Nyi Endit terkenal sebagai orang yang serakah dan kikir. Ia tidak pernah mau membantu orang miskin di desanya. Bahkan, ia sering menindas penduduk desa dengan memungut pajak yang sangat tinggi. Para penduduk sangat menderita, tetapi mereka tidak bisa melawan karena takut akan kekuasaan Nyi Endit.

Suatu hari, musim kemarau panjang melanda desa itu. Tanah-tanah kering, dan sumber air mulai mengering. Banyak penduduk desa yang kesulitan mendapatkan air, tetapi Nyi Endit tidak peduli. Ia malah menyimpan banyak air di sumur miliknya dan menolak memberikan air kepada penduduk yang kehausan.

Suatu pagi, seorang pengemis tua datang ke rumah Nyi Endit. Pengemis itu meminta air kepada Nyi Endit, tetapi ia diusir dengan kasar. "Pergi dari sini, orang miskin! Jangan berani-berani mengemis di rumahku!" kata Nyi Endit dengan sombong.

Pengemis tua itu memohon dengan sangat, "Nyi, tolonglah saya. Saya hanya butuh seteguk air untuk bertahan hidup."

Namun, Nyi Endit tetap tidak mau memberikannya. Ia bahkan mengusir pengemis itu dengan menyapunya keluar dari halaman rumahnya. Sebelum pergi, pengemis tua itu berkata, "Nyi Endit, ingatlah kata-kataku. Keserakahanmu akan membawa bencana."

Tidak lama setelah pengemis itu pergi, tiba-tiba muncul tongkat yang ditancapkan di tanah di depan rumah Nyi Endit. Anehnya, dari tempat tongkat itu ditancapkan, air mulai keluar dan membanjiri desa. Awalnya, Nyi Endit tidak peduli, tetapi air semakin deras dan mulai menggenangi rumahnya.

Nyi Endit panik dan berusaha menyelamatkan harta bendanya, tetapi air terus naik. Penduduk desa yang melihat kejadian itu segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi, sementara Nyi Endit tetap di rumahnya, mencoba menyelamatkan kekayaannya. Namun, air tidak berhenti naik hingga akhirnya seluruh desa tenggelam, termasuk rumah Nyi Endit.

Tempat yang dulunya desa itu berubah menjadi sebuah danau besar, yang kemudian dikenal sebagai  Situ Bagendit. Nama itu diambil dari nama Nyi Endit sebagai peringatan tentang akibat dari keserakahan dan ketidakpedulian terhadap sesama. Hingga kini, legenda Situ Bagendit diceritakan turun-temurun sebagai pengingat akan pentingnya berbagi dan membantu sesama manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun