Mengutip dari Press Release BMKG Juanda e.B/ME.02.04/047/KSUB/X/2024, sebagian wilayah Jawa Timur berpotensi waspada cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es) pada periode 31 Oktober - 06 November 2024.
Penyebabnya adalah cuaca ekstrem dan perubahan iklim. Mengutip dari situs bpbd.pangkalpinangkota.go.id (29/01/2024), menurut Edvin Aldrian, pakar meteorologi dan klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional serta ahli di Intergovernmental Panel on Climate Change PBB, penyebab bencana hidrometeorologi di Indonesia adalah masuknya air hangat ke perairan Indonesia. Akibatnya, terjadi pembentukan awan lebih banyak. Fenomena alam ini yang mendorong naiknya intensitas hujan di Indonesia yang membuat musim hujan lebih basar dari sebelumnya.
BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan. Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.
Sebagai masyarakat, sudah sepatutnya kita tetap memantau kondisi cuaca agar dapat melakukan mitigasi sedini mungkin. Seperti yang dijelaskan di laman BMKG Juanda, penting bagi kita untuk memahami pola cuaca dan mempersiapkan diri dengan informasi yang akurat. Ini bukan hanya tentang cuaca, tetapi juga tentang keselamatan kita.
Menurut UU 24 Tahun 2007, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mengutip dari situs bpbd.bogorkab.go.id (02/08/2022), adalah upaya yang memiliki sejumlah tujuan yakni untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya.
Mitigasi yang dapat dilakukan untuk pencegahan hidrometeorologi yakni dengan perduli terhadap sanitasi dan kesehatan. Dapat berupa tidak membuang sampah pada tempatnya tempatnya, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan saluran air dan sungai, dan selalu memperbaharui informasi perkiraan cuaca dari sumber yang kompeten.
Dalam Press Release BMKG Juanda juga masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melaluiwebsite https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/mcrc.html, dan informasi peringatan dini 3 harian danperingatan dini 2 - 3 jam ke depan yang selalu dibagikan melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id dan media sosial @infobmkgjuanda, saluran telepon 24 jam (031) 8668989 danWhatsApp: 0895800300011.
Jadi, mari tingkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan kita terhadap cuaca ekstrem. Dengan informasi yang tepat dan kolaborasi antar masyarakat, kita bisa menghadapi tantangan ini bersama. Terus ikuti perkembangan cuaca dan sampaikan informasi penting kepada orang di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H