Bukan. Ini bukan buku yang dikhususkan untuk para pencinta kucing. Ini bukan buku tentang dunia fauna. Ini buku tutorial penulisan skenario. Loh?!
Ya, persis. Itu juga reaksi pertama saya. Lalu apa hubungannya judul "Save the Cat" dengan penulisan skenario? Ternyata penjelasannya amat sederhana dan mengena. Menurut penulis buku ini, Blake Snyder: untuk menjadikan tokoh di skenariomu dapat simpati dari penonton, buatlah adegan "save the cat" (menyelamatkan seekor kucing). Itu adalah simbol analogi kucing sebagai hewan universal yang dicintai. Lihat saja betapa banyak video viral yang melibatkan kucing. Maka di sini penulis ingin mengatakan, "Buatlah satu adegan universal yang sederhana, yang membuat tokoh Anda punya alasan untuk dicintai."
Misalnya, kita bisa menyukai Rangga (Nicolas Saputra)Â dalam Ada Apa dengan Cinta (AADC). Padahal sebagai karakter, Ia dingin dan menyebalkan (bagi pembaca perempuan harap abaikan kegantengannya dulu di sini). Nah di sini penulis skenario memberikan adegan sederhana, Rangga membantu Pak Diman penjaga sekolah. Ada naluri "save the cat" di balik acuhnya Rangga pada lingkungan. Atau Joker (Joaquin Phoenix) yang adegan save the cat-nya berupa bercanda dengan anak kecil di bus. Ada kebaikan universal sebelum kegilaan itu hadir pada diri 'Joker'.
Bagi saya ini adalah buku tutorial membuat skenario. Kita dituntun dari awal; penulisan premis yang menjanjikan, judul yang menjual hingga pada akhirnya mulai menulis skenario pertama tahap demi tahap.
Terjemahan buku ini sangat bagus, tak ada kebingungan saat saya membacanya. Isinya cukup lengkap dan kaya dengan kisah dari tangan pertama, karena penulis sendiri berkecimpung di dunia film Hollywood puluhan tahun lamanya.
Kalau ada yang kurang dari buku ini adalah contoh film-filmnya yang kurang kekinian. Maklum, buku ini terbit tahun 2009.
Tentu saja ini bukan buku ajaib, yang membuat Anda seketika jadi penulis skenario jempolan. Dibutuhkan modal menulis fiksi dan referensi nonton film. Bahkan bisa menulis novel yang mumpuni tidak serta merta menjadikan Anda mahir menulis skenario. Bahasa novel, terutama bagian deskripsi dan dialog, sangat berbeda dengan bahasa film.
Untuk pelengkap bisa juga dibaca buku berjudul Kelas Skenario terbitan Esensi dan Plotpoint karya Salman Aristo dan Arief Ash Shiddiq. Bedanya, kalau Blake Snyder penganut 15 Beats, maka Kelas Skenario mengenalkan 8 sekuen. Sebenarnya keduanya sama saja, dibandingkan pusing membanding-bandingkan akan lebih baik mulai menulis. Nanti saat menulis akan terlihat, metode mana yang lebih sesuai dengan cara Anda bercerita.
Oh ya hampir lupa. Untuk format penulisan skenario, teman-teman tidak usah khawatir ada banyak aplikasi penulisan gratis maupun berbayar seperti Celtx, WPS Office, dan yang lainnya. Saya sendiri menggunakan Final Draft---agak mahal, tetapi sangat memudahkan.
Kombinasi khayalan, pengalaman, dan saran teknis dari dua buku di atas melahirkan empat skenario. Tiga skenario yang tercipta karena mengikuti lomba dan kalah, masih tersimpan di folder dan menunggu peminangnya.Â