Mohon tunggu...
fredirikus boloe ladi
fredirikus boloe ladi Mohon Tunggu... -

Fredirikus Boloe Ladi, Mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT dan aktif menulis di sosial media dan media cetak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diesnatalis Dan Makna Natal

23 Desember 2015   19:13 Diperbarui: 23 Desember 2015   19:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi natal kala aspek duniawi lebih menguasai, dimana budaya barat telah mempengaruhi budaya ketimuran masyarakat Indonesia. Dalam tradisi barat, peringatan natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa tradisi Natal yang berasal dari barat antara lain adalah pohon natal, kartu natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas. Fenomena persiapan natal masyarakat Nusa Tenggara Timur telah terasa ketika gereja memasuki minggu advent yang ketiga. Hiruk pikuk persiapan natal di kalangan pejabat negara, artis dan profesi lainnya sedang melanda kota Kupang. Dimulai dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang disibukkan dengan dekorasi persiapan natal bersama nasional karena dijadwalkan Presiden Joko Widodo akan mengunjungi Nusa Tenggara Timur yaitu Kota kupang untuk melaksanakan Natal bersama. Para artis yang beragama Kristen di Indonesia disibukkan dengan memamerkan jadwal berkunjung ke luar negeri dan sementara masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah ada yang disibukkan dengan tetap mencari nafkah tambahan untuk keluarga sehingga malam natal nanti bisa berkumpul bersama dengan sanak saudara. masyarakat ekonomi menengah keatas lainnya mulai membuat desain rumah yang baru, menghias taman rumah, membuat kue natal, pohon natal dan kado-kado natal lain yang sejenisnya. Penulis merasa ada integrasi didalam masyarakat, ada diskriminasi secara ekonomi dikalangan umat kristiani. Penulis perna menyusuri sepanjang jalan di kota kupang ada rumah-rumah yang sudah mulai tertatah rapi dan sementara ada masyarakat yang hanya tenang-tenang saja karena terkendala oleh ekonomi. Gugatan penulis adalah apa hakekat dari Diesnatalis kelahiran Yesus Kristus ? manakah yang lebih utama persiapan natal yang non-agamawi atau mempersiapkan hati yang tulus untuk mengucapkan “selamat natal” kepada seluruh umat di seluruh dunia.

Makna dan sejarah Natal

Kata “natal” berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir). Sementara Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") dan dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti Misa Kristus. Christmas biasa pula ditulis Χ'mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho. Dalam Alkitab bahasa Indonesia sendiri tidak dijumpai kata "Natal", yang ada hanya kelahiran Yesus. Natal adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian/Misa malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Sebagai akademisi yang terus belajar mencari kebenaran ilmu, hakekat ilmu pengetahuan maka penulis ingin menelusuri kitab Suci yang memberitakan tentang kelahiran Yesus Kristus di Kandang bethlehem. Cerita kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (Matius 1:18-2:23) dan Lukas (Lukas 2:1-21). Menurut Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dia dan suaminya Yusuf meninggalkan rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke kota Betlehem untuk mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh Agustus, Kaisar Romawi pada saat itu. Karena mereka tidak mendapat tempat untuk menginap di kota itu, bayi Yesus dibaringkan di sebuah palungan. Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Injil Lukas adalah penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Dalam Injil Matius dicatat bahwa ada orang-orang Majus dari Timur datang ke Yudea karena melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas wilayah Yerusalem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Beberapa astronom dan sejarawan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu, pendapat yang paling kuat adalah dari Johannes Kepler, yang menerangkan bahwa Bintang Natal atau Bintang Betlehem itu secara astronomik adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada konstalasi Pisces. Dan konjungsi ini memang benar terjadi pada bulan Desember tahun 7 SM. Mula-mula orang-orang Majus itu bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem, kemudian mereka dibawa menghadap raja Herodes. Raja Herodes bertanya kepada ahli kitab, di mana Mesias akan dilahirkan. Berdasarkan Alkitab, Mesias akan dilahirkan di Betlehem dan informasi ini dipakai untuk membantu para orang majus mengetahui letak di mana Yesus dilahirkan. Herodes minta akan setelah bertemu bayi itu agar mereka kemudian dapat melaporkan kepada Herodes. Tetapi karena mengetahui niat Herodes yang jahat , para orang majus tidak kembali melaporkan kepada Herodes.

Ada beberapa hal menarik yang bisa dimaknai secara peribadi oleh seluruh masyarakat, yang pertama Yesus lahir kedunia untuk memberitakan tentang kerajaan Allah dan ajakan pertobatan kepada umat manusia. Yesus diutus oleh BapaNya sendiri agar bertanggung jawab kepada dosa-dosa umat manusia. Hari kelahirannya diperingati oleh seluruh umat manusia dengan segala pernak pernik duniawi. Sementara Yesus sendiri dilahirkan di kandang bethlehem, kandang yang kotor, berbau, kandang yang dipenuhi oleh domba-domba. Yang Kedua kedatangan Yesus dipenuhi dengan segala jenis penolakan, ada yang menghendaki kedatangan Yesus Kristus adapula yang tidak mengharapkan kedatangannya. Seperti Raja Herodes yang merasa terganggu karena takut akan kekuasaanya di pindah ahlikan kepada orang lain. Fenomena Natal yang penulis jumpai dikalangan masyarakat bukan seberapa besar persiapan diri mempersiapkan hati untuk menyambut kedatanganNya akan tetapi jauh dari itu masyarakat lebih mengutamanakan aspek non surgawi. Munculnya Integrasi didalam masyarakat, ada kecemburuan sosial, bahkan ada yang merasa tidak perlu melaksanakan natal.    

Selamat Natal 25 Desember

Natal bukan seberapa banyak dana yang dipersiapkan untuk melaksanakan peringatan kelahirannya. Natal akan sangat berarti apabila seluruh umat saling mengucapkan damai natal dan berbagi apa yang dipunyai untuk orang lain. Natal adalah ucapan selamat kepada mereka yang merayakan dan tidak merayakan seperti kata Gusdur “ Kelahiran Yesus Kristus untuk seluruh umat manusia, bukan datang untuk umat kristiani saja tetapi datang untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun