Mohon tunggu...
amaris
amaris Mohon Tunggu... Full Time Blogger - undergraduate

saya suka bahasa inggris

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Living behind the Screen: Dampak Media Sosial bagi kesehatan mental Gen Z

28 Desember 2024   18:34 Diperbarui: 28 Desember 2024   18:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

 Dalam era modern saat ini, kita menjalani kehidupan dengan didampingi oleh teknologi-teknologi canggih buatan manusia, salah satunya adalah media sosial. Keberadaan media sosial sudah mengelilingi kehidupan sehari-hari, terutama bagi pengguna asal Generasi Z atau Gen Z. Gen Z terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka sudah terekspos oleh media Sosial dan teknologi canggih lainnya sejak usia yang cukup muda. Bagi banyak Gen Z, media sosial adalah ruang di mana mereka bisa mengekspresikan diri mereka sendiri dan berinteraksi dengan dunia maya karena bagi Gen Z, media sosial tidak hanya berperan sebagai alat komunikasi, namun juga sebagai tempat untuk mencari hiburan, inspirasi, dan informasi. Platform media sosial yang terkenal di antara kalangan Gen Z ada Instagram, Tiktok, X, Facebook dan banyak lagi. Platform-platform tersebut memberikan mereka kesempatan untuk berinteraksi secara luas dan mengekspresikan diri dalam berbagai cara untuk disampaikan kepada publik atau Followers masing-masing pengguna.

Namun, di balik berbagai kegunaan dan manfaat yang ditawarkan oleh media sosial, terdapat dampak yang tidak dapat diabaikan karena secara signifikan dapat mempengaruhi kesehatan mental, khususnya bagi pengguna Gen Z. Pengguna Gen Z kerap dihadapkan tekanan sosial untuk terus mengunggah versi terbaik diri mereka, selain itu, secara tidak sadar, mereka mengalami eksposur terhadap gaya hidup yang sering kali tidak realistis bagi semua pengguna media sosial. Hal tersebut menjadi salah satu dari sekian banyak tantangan psikologis yang serius bagi generasi ini. Berbagai studi penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan mampu mengakibatkan peningkatan dari rasa kecemasan, rasa tidak percaya diri, hingga gejala depresi. Fitur-fitur sederhana seperti "Likes" dan komentar pada sebuah platform, sering menjadi indikator penerimaan sosial dalam dunia maya. Hal tersebut kemudian menciptakan ketergantungan emosional terhadap pengakuan dan validasi dari dunia maya, yang berpotensi untuk melemahkan kepercayaan diri individu baik di dunia maya, maupun di dunia maya.

Untuk mengatasi dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental, langkah pertama yang perlu diambil adalah mengubah pola pikir mengenai konten yang ada di platform tersebut. Pengguna, terutama Gen Z, harus menyadari bahwa banyak unggahan di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Sebagian besar konten tersebut telah melalui proses penyuntingan, pengaturan, dan kadang-kadang dibuat secara berlebihan untuk menunjukkan kesan sempurna. Dengan pemahaman ini, pengguna dapat menjadi lebih selektif dan kritis dalam menanggapi konten yang mereka temui, sehingga mengurangi kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain secara tidak sehat. Selain itu, membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial serta memberi prioritas pada aktivitas di dunia nyata, seperti berolahraga, berinteraksi langsung dengan teman, atau mengejar hobi pribadi, dapat membawa dampak positif yang besar. Mengurangi ketergantungan pada pengakuan digital seperti 'likes' dan komentar dapat membantu membangun kepercayaan diri yang lebih stabil. Dengan memusatkan perhatian pada interaksi sosial yang lebih bermakna dan menghargai diri sendiri, kita bisa memanfaatkan media sosial dengan lebih bijaksana, tanpa membahayakan kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun