Mohon tunggu...
Opini Bareng-Bareng
Opini Bareng-Bareng Mohon Tunggu... -

Kami adalah sekumpulan mahasiswi salah satu universitas yang memiliki akun ini bersama untuk menulis dengan tujuan bukan hanya sebagai tugas dalam mata kuliah tertentu tapi juga untuk memberikan opini terhadap kasus yang sedang 'happening' di Indonesia dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demo Taksi Lumpuhkan Jakarta

30 Maret 2016   23:23 Diperbarui: 31 Maret 2016   06:07 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selasa, 22 Maret 2016 kemarin terjadi kericuhan yang menggemparkan seluruh Jakarta. Demo taksi konvesional yang menuntut agar taksi online diturunkan berlangsung cukup lama dan membuat jalanan Jakarta hari itu sangat ricuh sekali. Kebetulan kampus kami berada di tengah kota Jakarta dan di tempat yang sangat strategis yaitu Semanggi. Di hari itu, banyak mahasiswa yang tidak bisa datang ke kampus dikarenakan mereka diturunkan di jalan saat sedang berada di kendaraan umum angkutan mereka untuk menuju kampus. Kampus kami pun di isolasi selama beberapa jam karena menurut sekuriti sangat tidak aman bagi mahasiswa untuk berlalu lalang keluar kampus disaat demo sedang berlangsung.

Apasih akar dari masalah ini sebenarnya? Para supir taksi konvensional seperti Bluebird, Express, Gamya dan lain lain mengaku bahwa penghasilan mereka menurun karena mulai berkembang nya taksi online seperti ini. Mereka menunjukan bahwa taksi online tersebut tidak memiliki hukum untuk berjalan dan harusnya ditiadakan.

Kesorean hari nya setelah hal itu mereda Vice President dari Bluebird, Ibu Noni pun membuat konferensi pers untuk memperbaiki semua ini. Keesekokan harinya Bluebird mengadakan hari taksi gratis kemana pun itu untuk mengatasi krisis yang terjadi kemarin dan diharapkan dapat menaikan saham Bluebird yang turun drastis pula.

Beberapa hari setelah itu, facebook saya sendiri meledek dengan adanya video salah satu orang yang sedang berbicara dengan supir taksi bluebird yang mengatakan bahwa hal itu sebenarnya bukan inisiatif dari supir taksinya sendiri, tapi memang sudah di koordinasi. "Ya mas tau sendiri lah Bluebird sanksi nya besar" kata supir taksi Bluebird yang tidak diketahui identitas nya tersebut. Disitu dapat diartikan bahwa gerakan tersebut tidak akan dimulai dengan inisiatif sendiri, melainkan telah diatur bahwa diberi makan siang dan uang ongkos. 

Di konferensi pers nya tersebut Ibu Noni memang mengakui bahwa Bluebird juga memprotes akan ketidaktegasan pemerintah dalam kasus Uber dan Grab tapi mereka tidak setuju jika melakukan protes secara orasi besar besaran yang sangat tidak aman berikut.

Kami adalah mahasiswa yang akhir akhir ini rajin menggunakan transportasi online tersebut, maupun ojek ataupun taksi. Salah satu alasan kami mengapa kami memilih ojek online tersebut adalah karena lebih murah dan lebih efisien. Bukan berarti bluebird tidak bisa dipesan online, tapi karena aplikasi nya yang kurang maju seperti grab atau uber. Pengguna Uber megnaku bahwa menggunakan Uber lebih efisien karena kadang mereka tidak perlu membawa cash karena sudah dibayar langsung dengan kartu kredit yang sangat efisien.

Sebagian besar orang di Jakarta juga masih menggunakan taksi konvensional karena mereka tidap percaya atau belum terbiasa dengan taksi online. Disini mereka beranggapan bahwa 'semua' masyarakat Jakarta telah beralih ke taksi online padahal tidak. Mereka hanya melihat masalah tersebut dari sudut pandang yang negatif bukan dari sudut pandang positif. Ada atau tidak adanya transportasi online tidak akan menjadi masalah juga bagi mereka jika mereka berkerja dengan giat dan rajin mencari penumpang. Jakarta merupakan kota sibuk dimana tidak ada dari masyarakat tersbuet yang tidak membutuhkan kendaraan untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain.

Menurut kami, tindakan dari demo supir taksi konvesional tersebut sangat tidak wajar dikarenakan bukan hanya telah mengganggu lalu lintas Jakarta, tetapi jika mereka mengutamakan kenyamanan penumpang hal itu sangat tidak berhasil karena masyarakat yang 'akan menjadi' penumpang dari taksi tersebut pasti telah menilai taksi Bluebird dan taksi konvensional lain tersebut negatif. Hal yang dilakukan oleh 200 taksi tersebut hanya sepersekian persen dari jumlah taksi yang berada di jakarta. Tidak semua supir taksi ikut dalam orasi tersebut yang akan membuat supir taksi lain yang ingin melaksanakan pekerjaannya akan terganggu.

"Toh rejeki juga udah diatur sama Tuhan kan" pasti di benak semua masyarakat yang melihat kejadian tersebut berfikir seperti itu. Kejadian tersebut telah memberikan dampak negatif bagi banyak orang sebagai korban langsung ataupun tidak langsung. Masyarakat yang tidak bersalah dan tidak bisa pergi ke kantor hari itu, supir gojek dan grab yang sempat dilempari batu, bahkan kami mahsiswa Atmajaya sendiri yang sempat terisolasi di kampus dan tidak bisa pulang kerumah. Masyarakat hari itu takut untuk pulang karena kericuhan yang terjadi walaupun tujuan awal dari para supir taksi tersebut tidak anarkis.

Think before you act, that should have refered to whoever it is that started the act. You've caused more than you think you will.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun