Satu harapanku saat upacara 17 Agustus 2011, semoga kembali dibaca, bersama pembukaan UUD45 yang disia-siakan, juga ingin mendengarkan seluruh undangan dan peserta upacara menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aku akan paling lantang mendendangkannya walau suaraku sumbang. Boleh mengarang lagu, menyanyi, baca puisi karya sendiri, tapi PANCASILAKU dan Pembukaan UUD'45 ku, haruslah nomer satu, lalu bernyanyi bersama agar Merah Putih berkibar, melambai.... Sebelum ia terbang-terbang di awang-awang karena kehilangan rakyat sejati yang disayang. Indonesiaku, NKRI ku, haruskah tinggal sejarah menanti Banjir Kanal Timur memasukkan air lautmu menenggelamkan menara abadimu, SI MONAS yang sudah dihimpit, dipayungi menara-menara, gedung-gedung pencakar langit pengubur history abadimu. Aku di sini... selalu menangis dalam lapar dan dahagaku.... Pujangga Kecil ini, masih menangis di sudut negeri sendiri.... Salam dukaku, Buanergis Muryono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H