"Kalau tidur di luar saja!" pinta SBY menghentikan pidatonya. Tentunya setelah didahului tatap mata tajamnya pada anggota presidium yang tertidur ketika beliau berpidato.
Mestinya, SBY tenang saja menegor mereka yang tidur saat beliau pidato, "Apakah cara bicaraku monoton? Kurang menarik? Tidak berbobot? Kurang sampai ini pesan? Nada bicaraku tidak oke? Apakah bahasa tubuhku not good saat bicara sama kalian? Apakah isi pidatoku ini kurang otentik? Tidak up to date? Sama sekali tidak kalian perlukan? Katakanlah sekarang, agar aku bisa memperbaiki diri saat menyampaikan pesan penting ini buat seluruh negeri. Ini kepentingan bersama, karena aku tidak bohong. Aku mau jadi pemimpin yang baik. Mau mendengarkan. Mau dikritik sepedas apa pun. Ingat, kalau kalian hanya tidur saja, aku tidak akan mengerti kekuaranganku. Kalian harus tahu, teks pidato ini dipersiapkan oleh team ahli kepresidenan, jadi kalau isinya kurang pas, nanti kalian kuajak menatar mereka agar lebih jeli menyiapkan konsep-konsep pidato kepresidenan, supaya lebih dini kita ketahui jika bohong, manupulatif. Ingat... aku ini seperti kalian, manusia yang secara fisik dikuasai iri, lali, luput lan murka. Tapi... aku ini punya tubuh rohani seperti kalian, kalau tidak mudeng dan ngerti tentang tubuh rohani... meguru saja sama Mas Yono."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H