Mohon tunggu...
Bu Wi
Bu Wi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Berdomisili di Yogyakarta dan bekerja di Universitas Gadjah Mada sejak tahun 1996. Lahir dengan nama "Wiratni". Biasa dipanggil "Bu Wi" oleh para mahasiswa/i. Biasa dipanggil "Emak" oleh putri tunggalnya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Masjid Agung Sheikh Zayed: Monumen Transformasi Abu Dhabi

27 Desember 2010   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_81893" align="aligncenter" width="300" caption="Kemilau kubah-kubah Masjid Agung Sheikh Zayed Abu Dhabi (Foto: dokumentasi pribadi)"][/caption]

[caption id="attachment_81895" align="alignright" width="300" caption="Abu Dhabi di malam hari, bagaikan untaian permata penghias Arabian Gulf (Foto: dokumentasi pribadi)"]

1293410805474613237
1293410805474613237
[/caption] Sebelum tahun 1960an, Abu Dhabi tidak lebih dari hamparan gurun gersang dan kosong yang dihuni suku nomaden Beduin dengan beberapa desa kecil di sana-sini. Ditemukannya minyak pada tahun 1958 telah mengubah wajah Abu Dhabi, dari yang tadinya merefleksikan semua definisi keterbelakangan, saat ini telah menjelma menjadi kota modern yang mempesona dengan gedung-gedung pencakar langit yang gemerlapan di malam hari. Memang betul bahwa minyak adalah faktor penting di balik transformasi Abu Dhabi. Tapi tentu faktor yang lebih penting adalah otak yang mengarahkan bagaimana memanfaatkan karunia tersebut dengan bijaksana. Adalah seorang pria bernama Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, penerus tahta dari keluarga Al Nahyan yang telah menguasai Abu Dhabi selama berabad-abad, yang kepemimpinannya telah berhasil membawa Abu Dhabi menjadi salah satu simbol gaya hidup modern abad ke-21. Saat naik tahta tahun 1966, Sheikh Zayed menjadikan impiannya akan Abu Dhabi modern sebagai visi seluruh rakyatnya. Dia melakukan hal yang tidak pernah terpikirkan oleh para pendahulunya: mengundang para pakar dari seluruh dunia untuk membangun konsep pengelolaan kekayaan minyaknya secara sustainable tanpa terlalu bergantung pada minyak sebagai satu-satunya sumber pemasukan. Pariwisata dan berbagai bisnis pendukungnya mulai dibangun, Abu Dhabi membuka diri dan tampil bagaikan gadis cantik yang malu-malu di pasar pariwisata internasional. Keramahan akar budaya Islami yang tetap dipertahankan sampai hari ini menjadikan kecantikan Abu Dhabi begitu unik dalam keanggunan yang memukau.

[caption id="attachment_81896" align="alignleft" width="300" caption="Formula 1 Etihad Airways Abu Dhabi Grand Prix yang digelar bulan November 2010 kemarin di Yas Island Marina Circuit, salah satu bukti kepercayaan dunia pada Abu Dhabi dan UEA pada umumnya (Foto: dokumentasi pribadi)"]

129341060656756546
129341060656756546
[/caption]

Terobosan besar lain yang dilakukan Sheikh Zayed adalah kolaborasi dengan tetangga-tetangga dekatnya. Sheikh Zayed sadar bahwa mimpinya terlalu besar untuk ditanggung sendirian oleh komunitas kecilnya di Abu Dhabi. Beruntung sekali beliau menemukan sheikh tetangga yang punya impian sama gilanya untuk mengubah gurun menjadi magnet bagi manusia dan uang di tingkat internasional. Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum yang saat itu baru saja menerima tampuk pemerintahan di Dubai menyambut uluran tangan Sheikh Zayed dengan sangat terbuka. Jabat tangan kedua sheikh visioner ini melahirkan negara baru yang kita kenal sebagai Uni Emirat Arab. Sheikh Rashid yang waktu itu masih sangat muda, baru lulus dari pendidikannya di London, dengan sangat besar hati mempersilakan Sheikh Zayed menjadi presiden UEA yang pertama. Empat emir lain di wilayah itu kemudian bergabung, saling membuka diri dan bekerja sama dengan sangat harmonis di bawah kepemimpinan Sheikh Zayed selama 33 tahun di UEA (catatan: mohon maaf, jangan menimbulkan salah interpretasi, saya tetap pendukung setia demokrasi rakyat). Happy ending dari perjalanan panjang Sheikh Zayed membawa Abu Dhabi dan UEA memasuki abad ke-21 dengan wajah baru yang elegan diabadikan dalam bentuk sebuah masjid yang luar biasa indah yang dikenal sebagai Masjid Agung Sheikh Zayed. Event pertama yang diselenggarakan di masjid agung ini adalah pemakaman Sheikh Zayed di halaman masjid ini. Sekarang masjid ini terbuka untuk umum, baik muslim maupun non muslim. Masjid ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam tetapi juga membuka pintunya untuk curiosity berbagai kalangan tentang Islam.

[caption id="attachment_81897" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid yang selalu menawarkan kesejukan di bawah teriknya matahari gurun (Foto: dokumentasi pribadi)"]

12934110421997416420
12934110421997416420
[/caption]

Bagian dalam masjid ini bisa menampung 40.000 jamaah, sementara halamannya dapat diisi kurang-lebih 20.000 jamaah. Sebanyak 82 kubah membangun kesan megah pada masjid ini dan masih dilengkapi dengan lebih dari 1000 pilar dan lampu-lampu gantung berlapis emas. Untuk menjamin kenyamanan tamu-tamunya, di seluruh lantai masjid terhampar permadani Persia buatan tangan, utuh tanpa sambungan. Garis shaf hanya berupa tonjolan-tonjolan halus pada permadani tebal dan lembut ini, sehingga hanya tampak oleh orang yang berdiri di shaf itu. Dari arah pintu masuk, garis-garis ini sama sekali tidak terlihat, hanya terlihat hamparan pola rumit bunga-bunga di seluruh penjuru lantai masjid.

[caption id="attachment_81898" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu lampu gantung berlapis emas di kubah utama masjid (Foto: dokumentasi pribadi)"]

12934111431041543307
12934111431041543307
[/caption] [caption id="attachment_81899" align="aligncenter" width="300" caption="Hamparan permadani buatan tangan, utuh tanpa sambungan (Foto: dokumentasi pribadi)"]
1293411218345387464
1293411218345387464
[/caption]

[caption id="attachment_81900" align="aligncenter" width="300" caption="Pintu kaca tebal berlapis tiga, sangat berat sampai dilengkapi mekanisme hidraulik untuk buka tutup (Foto: dokumentasi pribadi)"]

12934112731070493606
12934112731070493606
[/caption]

Bunga memang bertebaran di masjid ini. Seluruh ornamennya adalah bunga atau diinspirasi oleh bunga. Menurut guide masjid, alasannya adalah karena tidak ada orang yang benci pada bunga. Bunga adalah lambang cinta dan kedamaian. Dalam berbagai kultur, bunga menandai milestones manusia: kelahiran, pernikahan, dan kematian. Dan lebih dari semua itu, dipercaya bahwa surga penuh dengan bunga.

[caption id="attachment_81901" align="aligncenter" width="300" caption="Ornamen bunga menyambut pengunjung di lobi dalam masjid (Foto: dokumentasi pribadi)"]

12934113581509631310
12934113581509631310
[/caption]

[caption id="attachment_81902" align="aligncenter" width="300" caption="One Thousand Lady Room yang penuh detail mengagumkan, semua ornamen bunga pada lampu di langit-langit adalah refleksi akurat dari ornamen bunga-bunga pada karpet (Foto: dokumentasi pribadi)"]

1293411426945702476
1293411426945702476
[/caption]

1293411213192421934
1293411213192421934
[caption id="attachment_81904" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat wudlu di basement, diatur sangat efisien sehingga bisa menampung 50 orang sekaligus tanpa berdesak-desakan (Foto: dokumentasi pribadi)"]
1293411701330476373
1293411701330476373
[/caption]

Sepertinya, bunga-bunga di Masjid Agung Sheikh Zayed adalah refleksi dari mimpi besar Sheikh Zayed: UEA sebagai bunga yang mekar, berakar pada tradisi Islam, tetapi terbuka dengan keharumannya memposisikan dirinya sebagai bangsa yang disegani dalam pergaulan internasional.

[caption id="attachment_81905" align="aligncenter" width="300" caption="Simbol citra baru Abu Dhabi (Foto: dokumentasi pribadi)"]

12934120871945295287
12934120871945295287
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun