Mohon tunggu...
Paysuchen
Paysuchen Mohon Tunggu... Administrasi - perempuan

I am ME

Selanjutnya

Tutup

Film

"Story of Yanxi Palace" (2018) - I Hate it but I Must Like it

12 April 2019   11:53 Diperbarui: 12 April 2019   12:17 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Pas pertama kali liat episode pertama c-drama ini, aku sudah ga begitu suka. Ga suka sama pemeran utama wanitanya.

Pikirku "apa-apan sih ini aktris, kok songong betul wajahnya"
"kok bisa tampang judes kek gini jadi pemeran utama"
"mana kaku lagi ekspresinya"
Udah
Trus aku melanglang liat c-drama lain yang berjudul Ruyi
Royal Love in The Palace.
.Dadakno kedua drama ini berkaitan. Persis sama dengan Dong Yi dan Jang Ok Jung.
Siapapun yg liat duluan Dong Yi, pasti rada kecewa sama penggambaran karakter Dong Yi di drama Ok Jung.
Dong Yi dan Jang Ok Jung bercerita di jaman yg sama.
Begitu pula dengan Yanxi dan Ruyi.
Keduanya bercerita tentang raja yg sama dan dinasti yg sama pula.
.
Sayangnya walo aku sudah menyadari hal itu bahwa aku khawatir ketidak sukaanku sama Yanxi ini berakibat ke reviewku menjadi bias, pada akhirnya aku tetap tidak menyukai Yanxi.
.
Bagiku karakter Ying Luo terlalu digambarkan seperti pahlawan yang tidak punya celah utk salah. Demikian pula dengan trik atau akalnya dia yg terlalu imajinatif.
Jadi ketika Emperess Fucha terlibat masalah, selalu Ying Luo yang jadi tumpuan utk menyelesaikan semuanya.
Bahkan adegan Ying Luo yang bermain sulap utk menemukan bross terasa menggelikan.
Belum lagi rajanya yg sedikit kekanakan saat menghadapi tingkah Ying Luo. Aneh aja, liat ada pelayan yg bersikap mbetik gitu, rada kurang ajar tapi ga dihukum secara serius.
Dan aneh saja, ada pelayan yg bisa speak up di depan para bangsawan yg statusnya tinggi di atas dia.
Berteriak dan berani menunjukkan jari itu mmbuatku amaze.
Kayak orang yg ga tau tempatnya berdiri.
.
Penggambaran Ying Luo yg sangat "super hero" itu membuatku merasa drama ini terlalu bernuansa OPERA SABUN ketimbang historikal yang menceritakan kehidupan seseorang yang pernah hidup.
Adegan - adegan yang terlalu lebay kek opera sabun drama India membuatku merasa muak.
Kok kayaknya hal itu ga mungkin terjadi deh, terlalu dibuat-buat.
Apa yg bikin alur cerita ga melakukan riset gimana kehidupan Ling Fei sebelumnya.
Kok ada manusia yg digambarkan tanpa cela kek gitu?
Dan yg mempunyai sikap kontra dengan Ling Fei kok digambarkan kek manusia terburuk di dunia?
Aku sebel dengan penggambaran karakter yg di-ekstravagansa-kan kek gitu.
.
Belum lagi adegan Ying Luo (Ling Fei) yang berdamai dengan Empress Xian.
Biyuuhh.. keliatan ni terlalu drama.
Kayak Ling Fei yang ga pernah main kotor ae.
Belum lagi sikapnya yg keliatan ogah-ogahan menerima titel Guifei.
.
Berbeda dengan dengan Ruyi.
Drama Ruyi berani mencantumkan sejarah aslinya.
Pada tahun berapa mereka lahir, wafat, penyebab wafat, dll.
Penggambaran karakternyapun dibuat se-humanis mungkin.
Ga ada yg benar-benar jahat dari hatinya kecuali keadaan yg memaksa.
Nanti aku juga akan aku bahas drama ini
.
Aku juga kecewa sama akting Wu Jinyan.
Kerasa datar di semua scene.
Ga jelas dia itu lagi marah atau sedih atau berfikir.
Kaku pol.
Hadeeehhh...
Beda dengan aktingnya di Legend of Hao Land.
.
Dari sekian banyak kebencianku ke akting pemeran drama ini, ga bisa dipungkiri bahwa drama ini bagus dalam hal kostum, aksesoris, hingga set viewnya.
Duh kah.. aku terpesona.
Baguss pol.
Walaupun aku ga tau itu kostum emang sesuai dengan jamannya ato sdah di refashion?
Viewnya juga bagus pol.
Keliatan niat bikinnya.
Kalian akan terpesona sama istana terlarang yang begitu megah.
Dan isinya yg begitu indah sekaligus antik.
Aku juga sampai mengagumi detil pembuatan set yang pasti mahal.
recomended : yess if you like soap-dramas
jumlah episode : 70
skor keseluruhan drama : 7/10
skenario : 5/10
Akting keseluruhan pemain : 6/10
View drama : 10/10
Konflik : 6/10
Tonton ulang : nope
.
No copas, share only
Salam Satu Nyali Wani
PaySuchen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun