Mohon tunggu...
Bhakti Suhendarwan
Bhakti Suhendarwan Mohon Tunggu... -

menjadikan setiap tempat sebagai sekolah dan setiap orang sebagai guru (MtaatResdianto,2014)\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kalau Polisi Mau Dicintai

28 Desember 2012   08:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:54 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susah memang menjadi institusi yang harus menegakkan berbagai macam hukum dan aturan. Dimana- mana, hampir setiap orang yang mau menegakkan aturan itu akan dibenci. Berapa anak yang jadi sebal sama orang tuanya ketika disuruh cepat tidur atau makan sayuran, atau berapa banyak kejadian dimana murid sebuah sekolah menyabotase kendaraan gurunya gara - gara dihukum oleh sang guru tersebut ( meskipun ini bukan pengalaman pribadi .....hehehehehe ).

Ngomong soal polisi ya sama saja. hampir semua orang sebal kalo harus ditilang gara - gara tidak pakai helm atau tidak membawa surat - surat kendaraan seperti SIM dan lain - lain. Padalah bayangkan kalau kita jatuh dari motor kecepatan tinggi , tidak pakai helm, dan tidak bawa surat - surat identitas. Walhasil mungkin nasib jenazah kita apabila kita mati akibat kecelakaan itu akan menjadi jenazah orang yang tidak dikenal, sekurang - kurangnya sampai ada orang yang kenal dengan kita.

Jadi bagaimana kalau kita bercita cita ingin dicintai dengan segala faktor yang sudah pas untuk membuat kita menjadi orang yang paling dibenci ?. Menurut saya kata kuncinya cuma KETELADANAN dan PROPORSIONALITAS. Kesimpulan ini saya ambil dengan menggunakan orang tua sebagai laboratorium hidup. Anak mau dimarahi seperti apa juga, tapi kalau dia melihat sebuah figur orang tua yang bisa diteladani, bisa memberi contoh, dan bisa menjadi panutan, maka yang timbul adalah kasih sayang, benar tidak ?

Polisi itu setiap hari bergaul dengan masyarakat. Baik masyarakat yang baik - baik sampai ke level bromocorah. Bagaimana polisi dianggap pahlawan pemberantas kejahatan kalau masih ada oknum yang bertindak seperti penjahat. bagaimana polisi bisa menjadi pahlawan anti korupsi kalau perilaku sebagian oknum masih seperti koruptor, dan bagaimana polisi bisa dicintai seluruh lapisan masyarakat apabila perilaku hedonis masih dipelihara oleh sebagian oknum kepolisian.

"power tend to corrupt, absolute power corrupt absolutely" kalau alasan ini yang membuat polisi tidak bisa menjadi teladan karena kelebihan kewenangan. masak harus dikurangi kewenangan yang ada supaya polisi bisa diterima masyarakat?

Masyarakat perlu polisi, karena pada dasarnya fungsi polisi itu lahir dari sebuah kebutuhan suatu komunitas yang disebut dengan masyarakat. Hanya saja jangan menunggu lama lagi sebelum masyarakat itu mencari lembaga lain yang bisa mengemban fungsi kepolisian karena kurangnya keteladanan dan penyalahgunaan kewenangan.

Kami perlu polisi.............................

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun