KKN adalah salah satu dari sekian banyak kewajiban yang harus diselesaikan Mahasiswa untuk mengganti gelar 'Mahasiswa' menjadi Sarjana. Dengan berbagai program; bina masjid, bina desa dan juga bina madrasah merupakan serangkaian pengalaman yang diukir dalam sebulan kita ber-KKN di desa, termasuk perihal cinta lokasih katanya, yang membudaya ketika kita melaksanakan KKN.
Momen KKN alias Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu program yang dilaksanakan mahasiswa sebagai bagian dari kurikulum. Waktu KKN mahasiswa akan terjun ke desa untuk mendapatkan pengalaman baru, cerita baru, dan cinta yang baru, hha.
Kira-kira 23 hari kita berada disini, mulai dari tanggal 3  Maret sampai 26 maret (esok harinya), sudah  banyak kisah yang telah kami ukir bersama.
Mulanya malu-malu untuk berinteraksi, tapi itu tidak berlangsung lama karena para pemuda/i dan juga remaja disini begitu ramah dan terbuka dengan kami yang ada didesa.
Bahu membahu membantu kami dalam menjalankan kewajiban, memasang baliho, pergi kerumah-rumah, apapun yang kami mau selalu diupayakan teman-teman yang ada disini.
Mandi kuala (sungai) adalah hal terfavorite selama kami berada disini, hha. Enak, menyenangkan dan tak bisa didapatkan diManado.
Berbondong bondong pergi ke air besih (pusat sungai. tapi orang" disini sering menyebutnya denga air bersih) untuk mandi dan juga bakar-bakar milu (jagung) dan ikan menjadi hal yang tak terlupakan selama kita berada disini.
Tiap malam hari, tak pernah sepih dirumahnya ayahanda. Ditemani petikan gitar, dihiasi canda tawa, dan kukis pia, sukade dan nabati, semua itu terlukis indah diatas dego-dego, hha. Dego-dego menjadi saksi bisu. Bahwa, rindu itu pernah tercipta diatasnya.
Ahhh, terlalu banyak untuk dinarasikan disini dan tak mampu lagi untuk merangkai kata untuk mewakilkan kesenangan yang kami dapatkan dilokasi KKN tepatnya di Desa Duminanga.
Kami mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada teman-teman yang ada diDesa Duminanga, dan juga seluruh elemen masyarakat yang ada disini. Kerena telah bersama-sama dengan kami mengukir cerita menciptakan sejarah, bahwa kalian pemuda-pemudi Desa adalah orang-orang yang sangat baik. Terlebih kepada Ayahanda (Bpak sangadi/kepala desa). Kami begitu takjub dengan kepemimpinan beliau, rumah yang selalu terbuka 1x24 jam, rumah yang dalam pantauan saya selama kurang lebih sebulan, menjadi rumah tempat mengadu segala keluh kesah dari masyarakat, rumah yang menjadi tempat ternyaman bagi seluruh masyarakat yang ada disini, tak terkecuali kami, rumah tempat kembalinya rindu-rindu yang belum terbayarkan. Dan untuk kasih yang tak tersampaikan, bersabarlah, hha. Bunga desa sehat selalu, hha.