Mohon tunggu...
Hotgantina S
Hotgantina S Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk berbagi. Berbagi untuk hidup.

Pengajar yang terus belajar. Suka makan coklat, minum teh dan mendengar suara gitar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tidak Bertanya, Sesat di Jalan

11 Januari 2016   11:54 Diperbarui: 15 Juli 2016   14:46 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari pesan berantai di Whatsapp tentang informasi pameran pendidikan dan beasiswa, saya pun langsung sigap mengatur jadwal. Tahun ini memang saya berniat melanjutkan sekolah saya ke jenjang yang lebih tinggi (red: S2 alias master). Untuk itu, saya mulai rajin browsing dan tentu saja saat pesan itu datang, pintu-pintu kesempatan semakin terbuka lebar dalam pikiran saya.

Sesuai pesan, peserta umum boleh datang dan tidak diwajibkan mendaftar dahulu. Acaranya bertempat di Hotel Mulia Senayan Jakarta tepatnya hari Sabtu, 9 Januari 2016 mulai pukul 13.00-18.15 WIB. Nama penyelenggara juga tidak tercantum dengan jelas dalam pesan itu. Namun, informasi menyebutkan bahwa 30 lebih universitas luar negeri dan beberapa beasiswa akan membuka stand atau lowongan mereka di sana. Disebutkan juga bahwa ada seminar dan pelatihan IELTS. Mereka juga menyarankan pengunjung untuk membawa ijazah dan transkip nilai untuk mempermudah proses katanya. Wah, informasi ini membuat saya semakin menjadi-jadi. Beberapa teman saya juga menginformasikan yang sama dan ingin pergi ke sana. Tetapi, pekerjaan mereka kurang mendukung. Jadi, saya saja yang berangkat ke Hotel Mulia ini. Sebelumnya, saya pernah mengunjungi beberapa pameran pendidikan di Bandung dan memang yang terjadi kurang-lebih seperti informasi dalam pesan berantai itu.

Jarak antara tempat tinggal saya dengan kota Jakarta cukup memakan waktu sekitar satu sampai dua jam, bahkan lebih karena harus melewati kemacetan ibukota. Saya harus berangkat siang karena menunggu Pak Tukang yang memperbaiki kamar saya. Setelah diburu-buru, saya pun memesan ojek langganan menuju terminal bis. Dari kejauhan, saya melihat bis sudah berangkat dan meminta bapak tukang ojek untuk lebih cepat. Alhasil, bis bisa disusul dan saya pun duduk sambil terengah-engah. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore saat saya turun dari bis.

Saya bukan orang Jakarta, jadi saya memesan ojek online ke Hotel Mulia karena saya tidak tau di mana dan belum pernah ke sana. Berkat kecanggihan teknologi saya sampai di sana kurang lebih 30 menit. Namun, dari kejauhan, saya melihat kerumunan orang seperti demo. Saya kira itu mahasiswa lagi berdemo jadi saya santai saja. Saat saya mau masuk hotel, tiba-tiba satpam mencegat saya dan dengan judesnya beliau berkata tidak boleh masuk ke pameran dan silahkan mendengarkan panitia yang memang lagi dikerumuni orang banyak itu. Jelas saja saya tidak bisa mendengar karena sangat ramai sekali. Samar-samar saya dengar bahwa pameran itu hanya untuk orang tertentu saja yang telah diundang, meski dalam website mereka  mengatakan pengunjung umum. Alasan lain yang saya coba gali dari orang lain adalah tempat pameran sangat kecil. Dalam pikiran saya, mereka menyebutkan 30 lebih universitas ada di sana, pasti ruangannya besar. Akhir dari kesepakatan mereka, hanya sekitar lima orang yang diperbolehkan masuk untuk mewakili. Wah, semakin tidak jelas.

Saya mencoba masuk dengan ijin mau menggunakan toilet tidak diperbolehkan satpam. Saya juga mencoba masuk dari pintu lain, juga tidak diperbolehkan. Akhirnya saya curhat kepada Pak Polisi yang berjaga di sana. Beliau juga mengatakan tidak terlalu tau apa yang terjadi di sana. Saya memberanikan diri bertanya pada salah seorang yang sudah keluar dari pameran. Dia mengatakan kalau di dalam hanya ada biro jasa pelayanan untuk lanjut studi ke luar negeri. Tidak ada stand universitas. Tidak ada stand beasiswa. Tempatnya sangat kecil. Bahkan, informasi tentang universitas yang ada dalam pesan kurang dipersiapkan panitia. Akhirnya saya memutuskan untuk ngadem ke mall terdekat, lalu pulang.

Sambil ngadem, saya merenungkan alangkah baiknya jika saya bertanya dulu sebelum saya rencanakan ke tempat pameran ini. Mereka menyediakan nomor kontak, tetapi karena saya sudah pernah ke pameran pendidikan, saya sok tahu. Akibatnya, ya itu. Saya tersesat. Waktu, tenaga  dan materi terbuang. Tetapi, dalam setiap hal kita harus belajar. Tidak ada yang kebetulan dan percuma selama kita bisa memetik pelajaran dari setiap kejadian. Saya tidak menyesal walaupun saya sangat lelah dan mengorbankan banyak hal. Dengan adanya kejadian ini, saya diingatkan kembali untuk bertanya dulu sebelum merencanakan atau melakukan sesuatu apalagi kalau berhubungan dengan informasi dari dunia maya. Di awal tahun ini, saya sudah mengalami pelajaran berharga, semoga tidak terulang lagi kesalahan yang sama. Jadi, bertanyalah, sebelum tersesat!

Link website informasi tentang beasiswa yang gagal saya kunjungi. Silahkan tanya terlebih dahulu sebelum tersesat seperti saya.

http://moeslema.com/world-international-education-scholarship-expo-2016/

 

Semoga bermanfaat!

:) 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun