Sepakbola di berbagai belahan dunia saat ini bukan hanya menjadi sebuah olahraga yang digadrungi oleh masyarakat luas tetapi juga sudah berkembang menjadi sebuah "industri" besar. Hal ini bisa dilihat dari berbagai aspek. Sepakbola sudah menjadi olahraga yang sangat digemari dengan penonton setia yang luar biasa banyak jumlahnya di berbagai belahan dunia khususnya untuk liga-liga top dunia misalnya Liga Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, dll. Hal ini tentunya memicu harga hak siar liga-liga sepakbola begitu tinggi. Selain itu, harga perpindahan pemain dalam industri sepakbola saat ini semakin "tidak masuk akal". Hal ini tentu menjadi sarana investasi yang menghasilkan bagi para pebisnis. Tidak heran para pebisnis banyak yang tertarik memiliki klub sepakbola.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai Cina yang sedang "jor-joran" mengeluarkan uang untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat mereka terhadap olahraga ini serta juga meningkatkan mutu liga yang akan juga berpengaruh bagi tim nasional mereka. Hal pertama yang mungkin sangat mengejutkan adalah keberhasilan liga yang notabenenya masih "kacangan" untuk mendatangkan pemain-pemain berkelas yang sebelumnya bermain di liga-liga top Eropa. Apa yang Liga Cina janjikan bagi para pemain kelas dunia ini?
Satu hal yang dijanjikan oleh China Super League (Liga Cina) adalah uang. Ya, para pemain tersebut diberikan bayaran yang tidak sedikit dan bahkan setara dengan pemain-pemain terbaik dunia seperti Messi atau Ronaldo. Beberapa pemain eks liga-liga Eropa yang telah bermain di Liga Cina antara lain Ramires eks gelandang Chelsea, Gervinho mantan pemain Arsenal, Jackson Martinez, Paulinho, mantan pemain PSG Ezequiel Lavezzi, hingga yang terbaru seorang Graziano Pelle yang merupakan pemain Southampton sebelum memutuskan bermain di Liga Cina bersama Shandong Luneng. Bahkan pemain seperti Asamoah Gyan yang mungkin tidak semua orang kenal mendapat bayaran yang tidak berbeda jauh dengan bayaran pemain-pemain top dunia.
Saya bisa meyakini jika para pemain tersebut ditanya satu persatu apakah alasan mereka pindah bermain di Liga Cina secara jujur, pasti jawaban tidak jauh dari uang. Ya tentu saja, pemain liga Eropa yang sudah melewati usia keemasannya akan memilih untuk mencari uang sebanyak-banyaknya di sisa karir mereka. Jika pemain baru yang datang ke Liga Inggris misalnya ke Manchester United, mereka bisa memberikan alasan kuat mengapa mereka memilih bermain di MU. Mereka bisa mengatakan tim terbaik di dunia, tim dengan sejarah yang kuat, dll. Lalu jika bergabung ke Liga Cina, apa alasan kuatnya selain uang? Mungkin kalau Jessie J belum membuat lagu Price Tag, lirik pada reff nya akan diubah menjadi "It's all about the money, money, money" yang artinya adalah segala tentang uang.
Tidak hanya pemain liga-liga Eropa yang direkrut, pelatih-pelatih berkaliber dunia pun turut bergabung ke Liga Cina dengan melatih klub yang berkompetisi di liga tersebut. Nama-nama pelatih yang tertarik melatih di Liga Cina adalah Marcello Lippi yang sempat melatih Juventus dan tim nasional Italia serta mantan pelatih tim nasional Brazil, Luiz Felipe Scolari. Terbukti bukan hanya pemain yang tergiur bayaran besar, pelatih pun demikian.
Namun Cina sekarang sudah sepatutnya berbangga karena usaha-usaha mereka mendatangkan pemain dan pelatih dunia sudah menimbulkan efek walaupun belum secara signifikan pada ketertarikan masyarakat Cina terhadap olahraga yang satu ini. Jika dulu stadion terlihat lenggang sekali, sekarang ini sudah terisi sekitar setengah stadion setiap pertandingan! Sebuah peningkatan yang cukup besar. Setelah masuk tahapan menyukai sepakbola, baru akan masuk ke tahapan selanjutnya yaitu tertarik bermain sepakbola yang tentunya akan meningkatkan prestasi tim nasional mereka.
Selain membawa pemain dan pelatih dunia, cara lain yang dilakukan Cina untuk menarik minat masyarakat menyaksikan sepakbola adalah dengan mengundang tim-tim dunia untuk bertanding di Cina khususnya saat-saat pramusim. Saat pramusim 2016/2017 ini, Cina merupakan salah satu negara lokasi penyelenggaraan International Champions Cup 2016 selain Australia, Amerika, dan Eropa. Klub-klub yang akan bertanding di Cina adalah Manchester United serta Manchester City asal Liga Inggris dan Borussia Dortmund sebagai perwakilan dari Bundesliga.
Mengundang tim-tim berkelas dunia tentunya akan membantu meningkatkan animo masyarakat terhadap sepakbola di Cina ini apalagi diketahui bahwa fanbase dari klub-klub Eropa sangat besar di Cina yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Aspek ini lagi-lagi menunjukkan bukti bahwa Cina memang sangat serius untuk membangun industri sepakbola mereka. Dengan modal yang luar biasa besar, mereka berharap agar sepakbola juga bisa digemari sebesar mereka menggemari badminton.
Lalu apakah mereka sanggup untuk terus mengeluarkan uang sedemikian banyak selama bertahun-tahun kedepan untuk terus membangun popularitas liga  Cina di kalangan masyarakat Cina? Kemudian apa Liga Cina nantinya akan digemari oleh masyarakat dari seluruh penjuru dunia seperti liga-liga Eropa lainnya? Terakhir apakah kemajuan Liga Cina akan turut meningkatkan prestasi Cina dan dapat mewujudkan targetnya untuk menjadi juara Piala Dunia suatu saat nanti? Hanya lah waktu yang bisa menjawab.
Namun yang pasti ini dapat menjadi acuan bagi Liga Indonesia untuk membangun industri sepakbola ini. Sebenarnya Indonesia sudah lebih diuntungkan dengan memiliki mayoritas masyarakat yang "gila bola" sehingga tidak perlu kesulitan membangun animo masyarakat. Namun yang lebih perlu untuk difokuskan adalah profesionalisme dari hal-hal kecil seperti ketegasan jadwal pertandingan. Selain itu juga harus ada "niat" dari seluruh pihak untuk membangun industri sepakbola Indonesia menuju tahapan yang lebih baik. Jangan lupa berikan komentar di bawah ini atau lewat Twitter dengan mention @BryanTvHardi!
Jika ada niatan, apapun pasti ada jalan!