Mohon tunggu...
Bryan Eduardus
Bryan Eduardus Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Warga Negara yang Bersuara Lewat Kata-Kata! | https://telemisi.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Akan Rugi Jika Risma Bertarung dengan Ahok di Pilkada DKI 2017

5 Agustus 2016   20:35 Diperbarui: 6 Agustus 2016   03:28 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Risma Vs Pak Ahok (metro.news.viva.co.id)

Beberapa hari ini ramai dibahas di berbagai macam media bahwa PDIP akan mengusung Risma sebagai salah satu senjata utama untuk mengalahkan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Risma yang saat ini menjadi wali kota Surabaya memang menjadi salah satu nama yang dalam berbagai survei menempati salah satu posisi utama sebagai penantang serius seorang Ahok jika benar-benar maju. Hal ini tentunya menjadi "bahan" yang baik untuk PDIP serta koalisinya nanti untuk bersama-sama menjegal Ahok.

Bahkan ada hasil survei dari Indo Barometer yang mengatakan bahwa jika Risma resmi mencalonkan diri menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 mendatang akan memiliki peluang yang cukup besar untuk mengalahkan calon petahana, Basuki Tjahaya Purnama. Dari hasil survei tersebut, 84% warga Jakarta menyukai sosok seorang Risma sedangkan yang menyukai Ahok hanya 82% saja.

Hal ini juga bukan hanya menjadi urusan PDIP semata, namun partai-partai lain yang selama ini memposisikan diri sebagai partai anti-Ahok pun menganggap ini sebagai kesempatan besar untuk menjegal seorang Ahok menjadi gubernur untuk periode yang kedua. Sebut saja Gerindra dan PKS. Gerindra sudah menyatakan bahwa mereka yakin bahwa mereka dapat memenangkan Risma jika ia resmi dicalonkan oleh PDIP dan siap mendukung. PKS pun menyatakan siap mendukung Risma disandingkan dengan Sandiaga Uno dalam pertarungan Pilkada 2017 mendatang.

Dalam beberapa kesempatan, memang Risma sudah menyatakan sikap bahwa ia masih ingin fokus memegang amanah dari masyarakat Surabaya dan tidak ingin memikirkan urusan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Namun ini belum tentu menjadi jawaban atau keputusan akhir dari seorang Risma. Mungkin saja sekarang sedang ada pertimbangan yang lebih dimatangkan lagi dari PDIP serta Risma secara pribadi sehingga belum berani menyatakan sikap untuk maju melawan Ahok. Kata-kata politisi memang seperti itu, hari ini A, besok B, lusa C. Semua rumor belum bisa dipastikan hingga waktu pendaftaran calon benar-benar ditutup.

Ahok pun menanggapinya secara santai dan cenderung positif mengenai kemungkinan Risma dicalonkan oleh PDIP untuk melawan dirinya. Ahok dalam berbagai kesempatan sejak dulu selalu menyatakan senang jika ada calon lain yang maju dalam Pilkada mendatang termasuk Risma. Ahok pun sempat menyatakan bahwa Risma sepertinya ingin mengikuti "jejak Jokowi" saat memenangkan Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2012.

Namun terlepas dari siapakah yang akan menang antara Ahok atau Risma jika Risma benar-benar maju dalam Pilkada mendatang, yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah ini merupakan keputusan yang tepat bagi Ibu Risma untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang? Apa lebih baik Risma tetap bertahan di Surabaya?

Seperti yang kita ketahui bahwa kedua sosok ini merupakan pemimpin-pemimpin muda generasi baru yang dapat menjadi harapan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Ada nama Risma, Yoyok, Ridwan Kamil, serta Ahok yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Pemimpin-pemimpin yang benar-benar mau bekerja seharusnya diberikan ruangnya masing-masing secara bebas terbuka tanpa faktor-faktor politis. Mereka tidak harus bertindak sesuai dengan perintah partai setiap saat mengenai hal apapun.

Jadi apakah keputusan yang tepat jika Risma memutuskan untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta mendatang? Untuk saya, ini bukan merupakan keputusan yang tepat. Mengapa? Bukan karena Ibu Risma tidak sehebat Ahok. Bukan sama sekali. Tetapi tokoh yang dibutuhkan Jakarta saat ini memang tokoh yang berkarakter tegas dan berani seperti Ahok. Risma bukannya tidak bisa tegas, Risma memang sosok yang tegas dari sudut pandangnya namun sepertinya tidak terlalu cocok jika harus diterapkan di Jakarta yang permasalahannya sebegitu kompleksnya.

Risma dan Ahok sama-sama merupakan "mutiara" bagi bangsa Indonesia. Mereka merupakan pemimpin-pemimpin muda dengan kelebihannya masing-masing jadi sebenarnya tidak akan adil jika mereka harus diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Saya ibaratkan mereka adalah perhiasan. Ahok adalah kalung dan Risma adalah cincin. Bagi orang yang sudah mempunyai kalung, mereka kemungkinan lebih akan memilih mendapatkan cincin dan sebaliknya. Namun tetap saja kedua perhiasan ini sangat berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun