Indonesian Idol, X Factor Indonesia, MasterChef Indonesia, Idola Cilik, dan lain-lain. Siapa yang belum pernah mendengar paling sedikitnya salah satu nama dari ajang-ajang pencarian bakat top tersebut? Bagi yang belum pernah mendengarnya, mungkin anda bukanlah warga negara Indonesia atau bahkan anda tidak punya televisi? Tidak bisa dipungkiri bahwa RCTI merupakan salah satu stasiun televisi yang dikenal dengan keahliannya mengemas berbagai ajang pencarian bakat terbaik di Indonesia.
Ajang pencarian bakat menyanyi Indonesian Idol bisa dikatakan menjadi pembuka dari kesuksesan RCTI dalam menayangkan berbagai ajang-ajang pencarian bakat. Bahkan pada beberapa musim awal penayangannya, ajang ini merupakan salah satu program yang paling digemari dilihat dari segi rating. Hal ini pun berbanding lurus dengan pendapatan yang didapat oleh RCTI. Bukan hanya pendapatan dari segi iklan saja, pada masa-masa itu voting dukungan lewat SMS juga sedang ramai-ramainya.
Melihat kesuksesan Indonesian Idol di awal-awal penayangannya, pihak RCTI terus membuat season-season berikutnya dengan harapan mampu mendulang sukses kembali. Memang berapa season awalnya tetap mampu menjadi pemuncak jajaran rating setiap hari penayangannya yang hanya seminggu sekali. Namun setelah sekian lama, tentunya penonton mulai merasa jenuh. Untuk kembali menggairahkan pencarian bakat yang ada di Indonesia, dibuatlah ajang pencarian bakat menyanyi lainnya namun dengan kemasan yang berbeda. Ya, X Factor Indonesia. Lalu kemudian diadakan juga ajang seperti Rising Star Indonesia dan The Voice Indonesia yang sebelumnya sempat ditayangkan di Indosiar.
Banyaknya "kemasan" berbeda untuk ajang pencarian bakat menyanyi yang diadakan oleh RCTI menurut saya merupakan suatu "usaha" yang menarik. Mengapa bisa saya katakan sebagai "usaha" yang menarik? Karena mengadakan berbagai "kemasan" ajang pencarian bakat menyanyi bertujuan untuk kembali meraih puncak kesuksesan seperti pada masa-masa keemasan Indonesian Idol dulu. Berdasarkan hasil rating Indonesian Idol pada beberapa musim terakhir, mayoritas tidak memberikan hasil sebaik Indonesian Idol dahulu. Mungkin alasannya karena masyarakat sudah bosan dengan ajang pencarian bakat atau bosan dengan konsep acara tersebut.
Maka RCTI berusaha untuk menghadirkan "kemasan" baru yang bernama X Factor Indonesia yang menawarkan konsep mentoring oleh para dewan juri secara langsung. Season perdananya bisa dikatakan cukup sukses mengembalikan euforia Indonesian Idol dahulu. Secara rating dan keuntungan bisa dikatakan sukses. Melihat keberhasilan ini maka kembali diadakan X Factor season kedua. Sayangnya hasilnya tidak menggembirakan, rating X Factor season kedua anjlok ditengah penayangannya.Â
Lalu RCTI kembali mencoba menggunakan cara yang sama dengan menghadirkan "kemasan" baru, Rising Star Indonesia yang menghadirkan gimmick layar besar yang akan terangkat dan voting lewat aplikasi. Namun peruntungan program ini tidaklah cukup baik. Season perdananya pun tidak berhasil menarik minat pemirsa Indonesia. Terakhir, The Voice Indonesia menjadi ajang pencarian bakat terbaru yang dihadirkan RCTI. Pada babak-babak awal, rating program ini cukup menjanjikan bahkan tidak jarang masuk 10 besar rating harian. Hal ini karena audisi The Voice memang menjadi salah satu yang paling menarik dengan gimmick kursi berputar dan "drama" peserta dalam memilih mentor. Namun seiring dengan dimulainya live show, rating justru perlahan semakin menurun.Â
Hal ini menunjukkan bahwa "drama" dan gimmick dalam sebuah program menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton ketimbang sekedar mendengar suara para peserta. Ini juga turut menjelaskan mengapa D'Academy Indosiar dengan durasi sekian lama dan hampir setiap hari diminati oleh penonton. Bagaimana komentar anda? Manakah yang menurut anda terbaik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H